Hasil Survei IGI: Menteri Nadiem Biasa Saja
jpnn.com, JAKARTA - Kritik pedas terhadap kinerja Mendikbud Nadiem Makarim dilayangkan Muhammad Ramli Rahim, ketua umum Ikatan Guru Indonesia (IGI).
Dia menyatakan bahwa faktor usia muda, kesuksesan di Gojek, dan tingkat pemahaman akan teknologi tinggi yang dimiliki Nadiem seolah tak berarti manakala ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
"Jujur saja, saat Nadiem ditunjuk menjadi menteri, IGI menaruh banyak harapan. Apalagi ia sosok muda yang diharapkan bertindak progresif. Selain itu, ia adalah anak muda yang sukses. Juga, angkatan milenial yang sangat memahami teknologi. Tadinya kita berharap profil menteri ini dapat menciptakan hal yang berbeda (di Kemendikbud, Ed.)," kata Ramli dalam Webinar yang dihelat Pustakapedia.
Ramli juga menyinggung program Merdeka Belajar yang diusung Nadiem sebagai program lama, dan sejauh ini belum dilaksanakan dalam arti yang sesungguhnya.
"Merdeka dalam belajar ini bukan hal baru. Sejauh mana harapan ini terwujud? Sejauh ini, masih slogan dan gimmick. Karena implementasinya tidak maksimal, padahal kami menunggu. Lebih dari 60% guru tidak bisa menggunakan teknologi. Bayangkan, menggunakan saja tidak bisa," kata Ramli.
Ramli juga mengeluhkan sistem belajar yang ditawarkan Kemendikbud selama masa pandemi Covid-19. Menurutnya, tidak ada sistem belajar yang jelas sehingga banyak guru yang kebingungan harus melakukan apa.
"Di masa pandemi, bukan merdeka belajar yang terjadi, tapi sistem belajar terserah. Karena tidak ada gerakan serius dari kementerian. Kami saja dari IGI melakukan gerakan pelatihan pembelajaran jarak jauh. Lalu, kami meminta acuan dasar. Karena tanpa acuan dasar ini kemudian murid dan guru jadi stres," sesal Ramli.
Ramli mengatakan, belakangan setelah Presiden Joko Widodo menyentil para menterinya, memang ada sedikit gerakan yang dilakukan Kemendikbud.
"Sekarang kementerian baru bergerak, tapi melibatkan sedikit orang," katanya.
Ramli juga mengungkapkan survei IGI kepada para guru dalam menilai kinerja Nadiem, selama kurang lebih sembilan bulan memimpin Kemendikbud.
"Survei guru menilai bahwa menteri ini biasa saja, di luar ekspektasi kami," jelas Ramli.
Survei itu, menurut Ramli dilatarbelakangi kinerja Nadiem yang tidak menjanjikan. Ia menyebutkan soal program guru penggerak yang targetnya tidak spektakuler. Bayangkan, dari sejumlah 4,5 juta guru yang ditarget hanya 10 ribu guru sebagai penggerak. Padahal, pada 2024 nanti banyak guru senior yang akan tiba masa pensiunnya.