Hasto Curigai Sikap Prabowo Sesungguhnya soal Palestina
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan menilai Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto bersikap ahistoris soal Palestina. Penilaian Hasto merujuk pada pernyataan Prabowo yang menyebut rencana Australia memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem bukan masalah bagi Indonesia.
Hasto mengatakan, pernyataan Prabowo pada saat menjadi pembicara Indonesia Economic Forum, Jakarta, Rabu (21/11) itu cukup mengejutkan. Menurutnya, pernyataan itu seperti menunjukkan Prabowo tak memahami hukum internasional dan konstitusi.
“Pak Prabowo seharusnya memahami hukum internasional bahwa Yerusalem berstatus quo dan Indonesia mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina seluas-luasnya. Hal ini bagian dari perintah konstitusi bahwa kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Dengan demikian sikap Pak Prabowo tersebut ahistoris," kata Hasto melalui siaran pers ke media, Jumat (23/11).
Hasto melanjutkan, sikap Prabowo soal Palestina justru kontradiktif. Terlebih, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengecam tindakan Australia.
“Sikap Indonesia sangat tegas, menyesalkan keputusan Australia tersebut. PDI Perjuangan mendukung sepenuhnya ketegasan sikap Presiden Jokowi," kata dia.
Hasto menduga pernyataan Prabowo sebagai isyarat bahwa capres yang berpasangan dengan Sandiaga S Uno itu sedang mengharapkan dukungan dari pihak tertentu. Karena itu Hasto mengharapkan mantan Danjen Kopassus tersebut tidak menggadaikan kebijakan politik luar negeri RI untuk kepentingan sempit.
"Pilpres bukanlah sekadar kontestasi tanpa prinsip. Seluruh program kebijakan politik luar negeri seluruh capres harus mengacu pada konstitusi, dan konsisten dengan sikap politik yang terus berpihak terhadap kemerdekaan Palestina, termasuk mencari solusi aras status Yerusalem yang saat ini berada di yurisdiksi hukum internasional," kata dia.
Seperti diberitakan, Prabowo menyinggung soal keputusan Australia memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem. "Saya tidak melihat (pemindahan kedutaan Australia) menjadi masalah untuk Indonesia," kata dia.(tan/jpnn)