Hasto Kristiyanto: Indonesia Seharusnya Jadi Komandan Pasukan Perdamaian Dunia
jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa S3 Cohort 3 Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto menilai Pancasila yang digali oleh Proklamator RI Bung Karno memberikan legitimasi terhadap bangsa ini untuk hidup tanpa konflik suku dan agama.y Bahkan, Pancasila yang digali Bung Karno dari peradaban nusantara, agama, dan dunia, membuat Indonesia bisa menjadi juru damai untuk internasional.
"Saya adalah penggali Pancasila, kata Bung Karno, yang digali dari seluruh peradaban nusantara, seluruh peradaban dunia, termasuk keragaman agama. Di situlah Pancasila merupakan kristalisasi dari cara pandang Indonesia terhadap dunia dan sekaligus falsafah dasar itu," kata Hasto saat mengisi Seminar Nasional Memperingati Hari Kelahiran Pancasila bertema 'Api Semangat Pancasila dalam Bela Negara' yang dilaksanakan di Auditorium Unhan RI, Selasa (1/6).
Sekjen PDI Perjuangan itu juga mengutip kalimat dalam Buku Negara Paripurna karya Yudi Latif. Dalam buku itu disebutkan hanya Indonesia yang mengidentifikasikan diri sebagai Tanah Air. Hal itu untuk menunjukkan bahwa negara ini adalah satu kesatuan.
Hasto mencontohkan sejumlah konflik horizontal yang terjadi di berbagai penjuru dunia. Di Irlandia, terdapat konflik antaragama, Katolik dengan Kristen. Di Timur Tengah, terdapat konflik Suni dan Syiah. Sedangkan di India, terdapat konflik suku, agama, dan perbedaan bahasa.
"Indonesia tidak ada persoalan. Karena apa? Nilai-nilai filosofi dasar yang digali dari bumi Indonesia itu akhirnya bisa merumuskan sesanti Bhinneka Tunggal Ika," jelas dia.
Hasto menjelaskan bahwa Soekarno menegaskan soal prinsip ketuhanan. Maka tidak hanya setiap rakyat Indonesia bertuhan, negara juga bertuhan. Karena itulah negara menjamin bahwa setiap anak-anak bangsa dapat menjalankan keyakinan dan agamanya masing-masing.
"Karena itulah prinsip ketuhanan dimaksudkan Bung Karno adalah ketuhanan yang berkebudayaan. Ketuhanan yang berbudi pekerti luhur. Ketuhanan yang tidak ada egoisme agama. Ketuhanan dengan semangat gotong royong di mana semua umat beragama dan seluruh aliran kepercayaan bersama-sama bergotong-royong untuk Indonesia Raya kita. Itu makna filsafat dari Ketuhanan Yang Maha Esa," jelas dia.
Dalam Pancasila, lanjut Hasto, juga memuat tentang prinsip kemanusiaan. Hal ini diilhami dari sejarah perjuangan Budi Utomo yang akhirnya hingga saat ini ditandai dengan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei. Budi Utomo mengubah cara berpikir kerajaaan-kerajaan yang rentan diadu domba dengan politik devide at impera.