Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hati Saya seperti Diiris-iris saat Adit Menangis

Rabu, 18 Desember 2013 – 02:22 WIB
Hati Saya seperti Diiris-iris saat Adit Menangis - JPNN.COM
Adit (7) bocah korban kekerasan orangtuanya kondisinya mulai berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Bangkinang, Kampar. Adit sudah mulai terbuka meski tidak ke semua orang. Dia juga sudah mau bermain diluar ruangan perawatan. Dahniar (jilbab pink).Didik Herwanto / Riau Pos

jpnn.com - Adit (7), bocah malang yang ditemukan di kebun sawit dalam kondisi memprihatinkan mendapatkan kasih sayang luar biasa dari seorang wanita, Dahniar (42). Kemarin, Dahniar dengan berat hati harus meninggalkan Adit dan menyerahkan perawatan ke tim di RSUD Bangkinang. Dua buah hatinya yang empat tahun terakhir dibesarkan sendiri, juga menunggu kasih sayang serupa di rumah.

Laporan DIDIK HERWANTO, Bangkinang
 

MATANYA berkaca-kaca saat melihat Adit yang sedang sibuk bermain dengan ekskavator mainannya. Sambil terus mengipaskan sobekan kardus air mineral, Dahniar memandang Adit dengan tatapan penuh kesedihan. Selasa (17/12), menjadi hari terakhir Dahniar mendampingi adit di rumah sakit umum daerah Bangkinang, Kampar.

Dahniar harus kembali pulang ke rumahnya di Avdeling IV, Kebun PTPN V Tandun. Di sana, dua anak kandungnya sudah menunggu sejak tiga hari lalu. Memang, sejak Ahad, Dahniar sibuk mengurus Adit mulai dari melaporkanya ke kantor polisi hingga mengantar dan mendampinginya di rumah sakit. Kedua anaknya pun terpaksa ditinggal sendiri di barak mereka yang berada di tengah perkebunan.

"Anak saya dua orang, yang paling kecil berumur 8 tahun. Dia ini yang menelpon saya setiap hari, minta saya agar segera pulang," ucap Dahniar kepada Riau Pos di RSUD Bangkinang, kemarin siang.

Berkali-kali Dahniar menunduk dan berkali-kali harus menatap Adit yang sibuk bermain di depannya. Sesekali tangannya mengusap rambut Adit. Terpancar kebimbangan dalam hatinya untuk meninggalkan Adit. Ketika keputusan pulang diambilnya, berarti dia harus meninggalkan bocah malang yang sejak kemarin tidak mau pisah darinya itu. Sebaliknya jika memilih tetap bertahan, berarti sama saja menelantarkan kedua anak kandungnya.

"Kalau saya tetap di sini, siapa yang mengurus anak saya. Bapaknya sudah tidak ada. Selama ini saya yang bekerja dan mengurus mereka sendiri," ucapnya dengan suara bergetar.

Air matanya tak terbendung lagi, ketika janda dua anak ini mulai menceritakan kondisi keluarganya. Tangannya dengan kulit yang terlihat lebih tua dari usianya, sesekali menghapus air bening yang jatuh di pipinya. Dia seolah tidak perduli dengan perawat mau pun orang-orang yang sejak pagi bergantian memenuhi ruangan tersebut untuk melihat kondisi Adit.

Adit (7), bocah malang yang ditemukan di kebun sawit dalam kondisi memprihatinkan mendapatkan kasih sayang luar biasa dari seorang wanita, Dahniar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News