Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hati Saya seperti Diiris-iris saat Adit Menangis

Rabu, 18 Desember 2013 – 02:22 WIB
Hati Saya seperti Diiris-iris saat Adit Menangis - JPNN.COM
Adit (7) bocah korban kekerasan orangtuanya kondisinya mulai berangsur membaik setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Bangkinang, Kampar. Adit sudah mulai terbuka meski tidak ke semua orang. Dia juga sudah mau bermain diluar ruangan perawatan. Dahniar (jilbab pink).Didik Herwanto / Riau Pos

Bagaimana tidak, Dahniar ternyata seorang single parent yang hampir empat tahun menjalani hidup sebagai buruh harian lepas di kebun berplat merah itu. Ia membesarkan kedua buah hatinya dengan penuh keterbatasan. Meski begitu, ia masih bersyukur bisa tetap bertahan hidup bersama anak anaknya. "Ya, walaupun hidup pas-pasan, Alhamdulilah saya tetap bisa makan sama anak-anak,"  katanya dengan suara terbata-bata.

"Ibu, minum," rengek Adit menghentikan cerita wanita itu. Dahniar pun bergegas menyeka air matanya dengan jilbab merah jambu yang dikenakannya.

"Iya, nak. Minum? Minum yang mana, putih atau susu?" Dahniar balik bertanya.
   
Adit lalu menunjuk botol air mineral yang berada persis di samping Dahniar. Dahniar lalu mengambil minuman itu dan menyodorkan perlahan dan penuh kesabaran. Ya, Dahniar seolah tidak ingin melihat Adit merintih karena merasakan perih di bibirnya yang koyak.

"Aduh, pintar anak ibu, minumnya banyak. Nanti mimik susu ya kalau haus, biar Adit cepat sembuh," bujuknya. Suaranya sangat lembut. Nyaris tidak terdengar. Parau. Airmatanya kembali mengalir.

Puas meneguk air mineral, Adit kembali memainkan ekskavator. Dia mendorong ke depan dan belakang mainan itu berkali-kali. Sambil sesekali ia mengangguk-anggukan belalai escavator seolah-olah sedang mengeruk tanah. Dahniar pun tersenyum haru melihat Adit yang sibuk bermain.

Dia mengaku tidak habis pikir kenapa ada orangtua yang tega berbuat demikian terhadap anaknya. Dia sendiri yang tidak pernah merasa melahirkan dan membesarkan Adit, mengaku terpukul ketika melihat Adit merengek menahan sakit.

"Hati saya seperti diiris-iris saat melihat Adit menangis saat dibersihkan lukanya sama perawat," sebut Dahniar sambil membetulkan kerah baju bocah malang ini dari belakang.

Tiba-tiba Adit yang sedari tadi sibuk bermain, menoleh ke belakang dan memandang Dahniar seolah mengerti akan ditinggal ibu angkatnya ini. Adit lantas minta digendong ke kamar mandi, padahal biasanya dia berjalan sendiri.

Adit (7), bocah malang yang ditemukan di kebun sawit dalam kondisi memprihatinkan mendapatkan kasih sayang luar biasa dari seorang wanita, Dahniar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News