Hermawan Kertajaya: Pariwisata Menemukan Momentumnya!
jpnn.com - JAKARTA – Komitmen Presiden Jokowi menaikkan anggaran promosi pariwisata ikut direspon Pengamat Pemasaran Hermawan Kerjajaya. Dari sudut pandang marketing, Hermawan menilai langkah Presiden Joko Widodo cerdas dan momentumnya sangat tepat.
"Ini bagus. Sangat cerdas. Sudah waktunya menaikkan bujet promosi pariwisata karena branding Wonderful Indonesia tidak cukup ada di posisi 47 dunia saja. Harus terus naik," ungkap pendiri MarkPlus itu, Senin (28/11).
Lewat promosi gencar yang dilakukan sejak 2015 silam, brand Wonderful Indonesia memang makin dikenal dimana-mana. Wisatawan mancanegara yang dulunya hanya kenal Bali, sekarang sudah mulai kenal dengan 10 destinasi prioritas yang kerap disebut 10 Bali Baru.
Rangking brandingnya? Naik tajam. Dari NA (not available) atau di atas 140 dunia menjadi 47 dunia. Itu sudah melompat jauh, dan peringkatnya sudah mengalahkan Thailand dan Malaysia yang berada di papan 83 dan 96. Tapi itupun masih jauh di bawah Singapura yang ada di rangking 41.
“Kalau anggaran promosinya naik, strategi marketingnya tepat, saya yakin pariwisata Indonesia akan lebih dikenal lagi. Yang tadinya hanya Bali, akan merembet ke destinasi-destinasi lain, termasuk 10 destinasi prioritas yang sedang dibangun,” ucap Hermawan.
Bagi pria kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 18 November 1947 itu, strategi marketing dalam dunia pariwisata tidak bisa dilepaskan dari tiga komponen penting.
Dari Brand Management, Product Management dan Customer Management, semua harus saling terkait. Dan dari sudut pandangnya, pariwisata Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Indikatornya bisa dilihat dari eksistensi pariwisata Indonesia yang sudah diakui UNWTO dengan menempatkan peringkat pariwisata yang makin baik.
“Pariwisata Indonesia sudah terkonsep jelas. Anggaran tahun pertama dikonsentrasikan ke branding dan advertising. Saya kira itu sudah tepat. Urutannya memang harus brand dulu yang digenjot, baru setelah itu bisa selling. Selama penggunaannya terkonsep, hasilnya pasti bisa berdampak dahsyat,” kata orang Indonesia pertama yang memasuki ranah pemasaran internasional dengan model yang ia buat sendiri itu.