Hidayat: Pemerintah Tidak Serius Melindungi Warganya di Tiongkok
"Ketika saya tanya 'apakah anda benar tidak ingin dievakuasi? Terus kata beliau waduh bagaimana mungkin pak, kami pasti ingin dievakuasi, situasinya semakin memburuk, kami semakin resah, kami banyak yang stres, bahkan sekarang yang namanya lock down itu bukan untuk Kota Wuhan, bahkan untuk satu provinsi Hubei. Jadi ini eskalasinya semakin meluas"," kata Hidayat.
Saat berita soal virus corona ramai pada Minggu (26/1) lalu, korban dilaporkan sudah mencapai 80 orang. Kemudian, Senin (27/1), dilaporkan korban bertambah menjadi 106. Pagi tadi, lanjut dia, berdasar laporan BBC sudah ada 180 korban.
"Penyebarannya pun semakin meluas, sudah sampai di empat benua, di Australia juga kena, Amerika kena, di Eropa juga kena. Negara Asia pun yang kena juga bertambah, ada juga Kamboja juga kena," ujar dia.
Jadi, ia menegaskan, sebelum penyebaran virus corona semakin parah, sebaiknya Pemerintah Indonesia mendengar jeritan atau harapan WNI Indonesia di Wuhan yang disampaikan secara formal oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Wuhan agar mereka segera dievakuasi.
"Saya harap segera Pemerintah Indonesia melaksanakan itu. Saya sebagai anggota DPR dari dapil luar negeri mempunyai kewajiban untuk memperjuangkan sebagaimana sumpah jabatan saya, memperjuangkan aspirasi dari daerah pemilihan," katanya.
Karena itu, kata wakil ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, bola sekarang ada di tangan pemerintahan Presiden Jokowi.
"Tadi saya menulis bahwa Raja Maroko saja yang raja di satu kerajaan nan jauh di sana, di ujung barat dari Afrika Utara, itu beliau memikirkan untuk memutuskan evakuasi warganya, masa Indonesia nggak sih? Padahal warga Indonesia kita sangat banyak," katanya. (boy/jpnn)