Hidup Kaya Raya di Lapas Paledang
jpnn.com - Belakangan ini penjara telah menjadi rumah yang nyaman bagi para penjahat. Tak terkecuali Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Paledang, Kota Bogor. Bukannya menyesali perbuatan tercelanya di masa lalu, di dalam bui, sejumlah narapidana (napi) malah sibuk membangun kerajaan bisnisnya. Berbagai pungli berseliweran. Napi kaya bisa bahagia, sementara napi dhuafa bisa mati tak berdaya.
Tiga tahun sudah DK (38) menghirup udara bebas Kota Bogor. Mantan bandar ganja dan sabu ini masih ingat betul 'kisah manisnya' saat terterungku di balik bui Paledang. DK mengaku dua kali menghuni lapas berpenghuni 1.163 orang tersebut. Selama bolak-balik masuk penjara, pria dengan banyak tato di tangannya tersebut menghuni blok A.
Dari penuturannya, Paledang bukanlah sebuah tempat yang mengerikan. Hidup DK di penjara buatan Belanda pada 1906 tersebut malah berlimang harta. Dia menjadi pebisnis.“Uang adalah raja. Ini adalah gambaran kehidupan di sana(Paledang),” kata dia.
Ada banyak bisnis yang berjalan di Paledang. Sudah pasti mereka yang berbisnis bukanlah napi ecek-ecek. Mereka berbagi peran dan kedudukan. “Setiap jabatan yang mau diduduki, semuanya dibeli dengan “Kejelasan”. Itu istilah di dalam Lapas bagi orang yang memiliki uang,” kata dia.
Lelaki berdarah Sumatera ini kemudian mengungkapkan beberapa kedudukan napi di Lapas Paledang di antaranya; Kepala Kamar (KM), Pangeran, Tamping Dapur, Tamping Dalam, Tamping Luar, Kijang Baru, Korban Perasaan (Kor-P)
Sembari mengebulkan asap rokoknya, DK lantas mendeskripsikan sejumlah peran yang dimainkan setiap napi. Peran pertama adalah KM. Dia bertugas mengurus kamar. Napi yang memiliki jabatan ini memiliki kewenangan yang sangat besar di dalam sel.
“Untuk menjadi KM kita harus membeli kamar dengan harga mencapai puluhan juta. Karena kita akan bertanding uang dengan napi lainnya yang juga ingin menjadi KM. Siapa yang kuat uangnya, maka dia jadi penguasanya. Namun ketika saya menjadi KM, saya cuma mengeluarkan uang sebanyak Rp10 Juta,” bebernya.
Meskipun memerlukan modal tak sedikit, lanjut dia, DK mengaku setiap KM bisa secepat kilat mengembalikannya. Laba dari jabatan KM bahkan mampu membuat seorang napi menjadi kaya raya karena memiliki kesempatan untuk berbisnis.