Hiii, Ini yang Terjadi dalam Perut Saat Makan Mie Instan
TBHQ adalah ampas dari hasil pengolahan petroleum dan biasanya dicantumkan dalam kemasan makanan sebagai antioksidan. TBHQ sebenarnya adalah bahan kimia sintetis dengan kandungan antioksidan, bukan antioksidan alami yang dibutuhkan tubuh. Bahan kimia ini akan mencegah oksidasi lemak dan minyak, sehingga awet disimpan dalam waktu yang lama sekalipun. Selain dalam makanan dan makanan cepat saji, TBHQ bisa pula ditemukan dalam produk-produk pestisida dan pelapis kayu, serta kosmetik dan parfum untuk mengawetkannya saat pemakaian.
TBHQ akan sangat berbahaya jika dikonsumsi sebanyak lebih dari 400 mg per kilogram berat badan seseorang. Saat TBHQ ada di dalam tubuh hingga sebanyak lima gram, berpotensi mematikan bagi orang yang mengonsumsinya. Satu gram saja konsumsi TBHQ berpotensi sebabkan mual, muntah, tinnitus, halusinasi, sensasi seperti tercekik hingga pingsan.
Tanpa Anda sadari, hasil dari konsumsi mi instan dalam frekuensi yang tinggi sangat bisa menyebabkan terjadinya efek samping jangka panjang yang merusak liver, mutasi sel, perubahan biokimia dan masalah reproduksi.
3. Mie instan bisa menyebabkan terjadinya sindrom metabolik, terutama pada wanita
Wanita bisa dengan mudah mengalami obesitas, kenaikan tekanan darah, gula darah, triglycerides dan kadar kolesterol sehat HDL yang rendah, beberapa kelompok gejala gangguan metabolik. Jika terdapat tiga saja dari gejala-gejala tersebut yang dialami, maka risiko menderita diabetes dan penyakit jantung juga akan bertambah.
Rutin mengonsumsi mie instan akan menghalangi terserapnya nutrisi penting seperti protein, kalsium, fosfor, zat besi, potassium, vitamin A, niacin dan vitamin C dibandingkan mereka yang tidak memakan mie instan sama sekali. Sebungkus mie instan saja sudah mengandung 2,700 miligram sodium, yang menyebabkan menumpuknya lemak yang tidak menyehatkan.
4.Bahaya MSG atau monosodium glutamate yang tidak bisa diabaikan
Di dalam mi instan, terdapat kandungan MSG yang juga merupakan excitotoxin. Ini bisa membuat sel-sel saraf bekerja terlalu berlebihan hingga mengalami kerusakan bahkan kematian, menyebabkan adanya disfungi otak dan kerusakan yang berbahaya. Bisa menimbulkan kondisi gangguan otak dan saraf seperti penyakit Alzheimer's, Parkinson's, Lou Gehrig's, dan lainnya.