Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hilirisasi Nikel, WIKA-CNI Berkolaborasi Bangun Industri Smelter di Kolaka

Minggu, 29 November 2020 – 09:47 WIB
Hilirisasi Nikel, WIKA-CNI Berkolaborasi Bangun Industri Smelter di Kolaka - JPNN.COM
Direktur Utama PT CNI, Derian Sakmiwata dan Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menandatangai kontrak kerja sama untuk sinergi EPC Proyek Pembangunan Pabril Pengolahan dan Pemurnian Nikel Rotary-Kiln Electric Furnace (RKEF) Jalur 3 dan 4 (2x72 MVA). Foto: Dok. CNI

Proyek Pembangunan Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Nikel dalam pengoperasiannya kelak akan menggunakan rute Rotary Kiln – Electric Furnace yang sudah terbukti (proven) untuk mengolah bijih nikel kadar 1.59% Ni menjadi ferronickel dengan kadar 22%.

Berbeda dengan pabrik nikel di Indonesia pada umumnya yang menggunakan electric furnace tipe circular, pabrik ini menggunakan electric furnace tipe rectangular yang memiliki keunggulan, antara lain, pertama, memiliki konsumsi energi/ton atau kWh/ton yang lebih efisien karena menggunakan desain electrode yang tercelup slag (submerged).

Kedua, memiliki service life yang lebih lama karena fleksibilitas struktur rectangular yang sangat baik mengatasi masalah ekspansi furnace. Ketiga, Memiliki tingkat recovery Ni yang lebih baik, melalui bagian slag settling yang diperpanjang oleh dimensi rectangular.

Sementara, Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt yang menjadi inti pada kerja sama dengan CKI – WIKA, teknologi yang akan digunakan adalah teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang sudah terbukti (proven) untuk mengolah bijih nikel limonit kadar 1,25% Co and 0,13% Ni menjadi Mixed Hydroxide Precipitate dengan kandungan 40 ribu ton Nikel/tahun dan 4 ribu ton Kobalt/tahun sebagai bahan baku komponen baterai kendaraan listrik.

Produk sampingan (byproduct) yang bernilai ekonomis dari HPAL plant ini adalah konsentrat Kromium sebesar 158 ribu ton/tahun.

Teknologi HPAL mampu memaanfaatkan bijih nikel kadar rendah (limonit) untuk diambil mineral berharganya seperti kobalt dan nikel secara ekonomis, dikarenakan Konsumsi energi yang rendah, sehingga meminimalisasi biaya operasional (Opex) dan memiliki tingkat perolehan (recovery) Nikel dan Kobalt yang tinggi hingga 90%.

Kedua proyek yang ditandangani ini, makin menambah portofolio WIKA yang sebelumnya telah berhasil menyelesaikan Pabrik Feronikel RKEF Halmahera Timur;  Ore preparation line 4 MOP – PP RKEF FeNi Pomalaa, Sulawesi Tenggara; RKEF Non Crucible Furnace MOP - PP Pomalaa, Sulawesi Tenggara; Refining System MOP PP RKEF FeNi 1 Pomalaa, Sulawesi Tenggara; dan Chemical Grade AluminaTayan, Kalimantan Barat.(fri/jpnn)

Indonesia terus bergerak cepat membangun basis industri strategis di sektor hilirisasi nikel, dengan memaksimalkan peran BUMN, salah satunya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close