Hindari Gigitan Nyamuk dengan Stres
Rabu, 02 September 2009 – 12:25 WIB
Penelitian terhadap bau-bauan dari tubuh manusia yang bisa dikenali nyamuk ini, serta kenapa sebagian orang rentan digigit sementara sebagian lainnya tidak, sebenarnya sudah berjalan cukup lama. Setidaknya tercatat sejak era 1990-an, di mana ahli kimia Ulrich Bernier, yang kini bekerja di Departemen Pertanian AS, memulai pencarian terhadap apa yang disebutnya sebagai "zat ajaib" manusia yang menjadi daya tarik bagi nyamuk-nyamuk itu.
Salah satu zat dimaksud contohnya adalah karbon dioksida, yang dikeluarkan lewat kulit dan hembusan nafas, serta asam laktik yang banyak muncul di kulit terutama saat beraktivitas fisik berat seperti olahraga. Namun begitu, nyatanya menurut Dr Logan pula, dalam perkembangan penelitian belakangan, diketahui bahwa sebenarnya semua manusia mengeluarkan zat-zat yang kurang lebih sama, yang disukai oleh para nyamuk. Di antara itulah, ternyata ada orang-orang yang justru mengeluarkan zat kimia tertentu lebih banyak dibanding yang lain, yang lantas membuat mereka terhindar dari nyamuk, di mana salah satu pemicunya (zat itu) diyakini adalah kondisi stres. (ito/JPNN)