Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hingga Akhir 2018, Udang Masih Jadi Primadona Ekspor

Selasa, 11 Desember 2018 – 12:06 WIB
Hingga Akhir 2018, Udang Masih Jadi Primadona Ekspor - JPNN.COM
Ilustrasi udang. Foto: Radar Bangka/JPNN

Selain menggenjot produksi udang, KKP juga melakukan hal sama pada produksi ikan lainnya seperti tuna yang berada di urutan kedua terbesar penyumbang ekspor. Kemudian untuk cakalang dan tongkol di urutan kelima dan rumput laut di urutan keenam dari segi nilai ekspor tapi kedua dari segi volume.

Adapun untuk pangsa pasar, Amerika Serikat (AS) masih menjadi pasar tujuan ekspor udang terbesar Indonesia. Dan di AS ekspor udang dari Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah India.

Selain AS, Eropa juga masuk dalam pangsa pasar udang kita. Dan saat ini, Indonesia berada di urutan ke-16 pengekspor udang ke benua biru tersebut. Dengan nilai USD 84 juta saja dari pasar udang Eropa. Padahal tahun lalu, nilai pasar ekspor udang Uni Eropa mencapai USD 6 miliar, tapi Indonesia hanya mampu meraup sebesar.

“Selain AS, Eropa sangat besar peluangnya, makanya harus kita garap maksimal mulai tahun depan,” tandasnya.

Selain mendongkrak ekspor, menurut Riffky yang tidak kalah penting adalah peningkatan konsumsi ikan dalam negri. Mengingat makan ikan sehat, karena kaya akan protein dan omega 3, makanya konsumsi ikan dalam negeri juga harus terus diperkuat.

Adapun untuk angka konsumsi ikan nasional tercatat terus mengalami peningkatan. Pada 2016 angka konsumsi ikan nasional 43,94 kg/kapita setara ikan utuh segar, meningkat 6,74 persen dari tahun sebelumnya (41,11 kg/kap), dan pada 2017 meningkat menjadi 47,34 kg/kapita.

Pada 2018 ditargetkan sebesar 50,65 kg/kapita dan tahun 2019 sebesar 54,49 kg/kapita.

“Ke depan ayo sama-sama kita gaungkan makan ikan agar kita bisa melahirkan generasi penerus yang pintar,” seru Riffky.(chi/jpnn)

Ekspor udang masih menjadi primadona hingga akhir tahun ini, yang mencapai USD 1,8 miliar, dengan volume 180 ribu ton.

Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close