HKTI Dorong Modernisasi Untuk Kesejahteraan Petani
"Saya punya M500 hasilnya sembilan ton," tambah Moeldoko.
Di samping padi, kata Moeldoko, HKTI juga telah berhasil menemukan bibit kentang yang bisa meningkatkan produktivitasnya.
Menurut Moeldoko, hasil pengembangan kentang ini bisa mencapai produktivitas 30 ton per hektare, dua kali lipat dibanding dengan bibit kentang sebelumnya yang berjumlah 15 ton per hektare.
Kemudian, lanjut dia, hasil penyelenggaraan ASAFF selama tiga hari ini, juga menghasilkan sejumlah kerja sama bilateral dengan negara lain.
Menurutnya, teknologi pertanian yang tergolong maju bisa mencontoh negara-negara maju yang pertaniannya bisa hebat di Internasional, seperti Israel, Taiwan dan Thailand.
Dengan nilai tukar mata uang asing yang meningkat, justru petani bisa naik kesejahteraannya, jika ekspor hasil pertanian meningkat.
"Kami HKTI telah bangun komunikasi dan akan MoU dengan negara-negara yang memiliki high technology di bidang pertanian agar terjadi transformasi teknologi, transformasi culture, knowledge dan seterusnya," jelas Moeldoko.
Bukan hanya produksi, kata Moeldoko, petani Indonesia juga diharapkan bisa mandiri dalam mengola hasil buminya. Dengan pengelolaan dan pengemasan yang bagus, nilai jual pangan akan semakin tinggi.