HMS Center: Aneh, Tokoh Besar Soeharto Diinjak-injak, Jokowi Dinaikkan Setinggi Langit
jpnn.com, JAKARTA - Kecaman terhadap naskah akademik Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara hingga kini belum juga mereda.
Ketua Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera atau HMS Center Hardjuno Wiwoho menyayangkan naskah akademik Keppres Nomor 2 Tahun 2022 sangat kental dengan nuansa memutarbalikkan sejarah. Hal ini sangat mencederai martabat sejarawan nasional.
“Jujur, saya hanya mengelus dada kalau intelektual, sejarawan dipakai untuk kepentingan politis begini. Rusak negara kita kalau intelektual kampus, sejarawan, main-main politik. Hancur negara ini,” kata Hardjuno dalam siaran pers pada Rabu (9/3).
Seperti diketahui, Keppres Nomor 2 tahun 2022, yang memuat tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta pada 24 Februari 2022 itu.
Namun, Keppres tersebut menuai polemik karena tidak menyebut nama Soeharto sebagai tokoh sentral di dalam Serangan Umum 1 Maret 1949.
Padahal, Soeharto yang kala itu berpangkat Letkol memiliki peran yang sangat besar saat peristiwa tersebut.
Hardjuno menilai naskah akademik dari Kepres tersebut sebagai produk murahan yang jauh dari nuansa intelektual.
Bahkan, kata dia, Keppres ini sangat kental dengan nuansa menjilat pemerintahan Jokowi.