HNW: Kami Lapor Yang Menistakan Agama, Tapi Tak Ada Tindaklanjut
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Penasihat BPN pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Hidayat Nur Wahid mengatakan, politisasi agama dilakukan kelompok-kelompok sekuler yang karena kepentingan politik seolah-olah menjadi agamis.
"Politisasi agama itu, agama dijadikan mainan politik yang ujungnya agama tidak dihormati, menjadi bulan-bulanan politik," ujar Hidayat Nur Wahid (HNW) pada diskusi mengangkat tema 'Politisasi Agama Era Jokowi?' yang digelar Seknas Prabowo-Sandi di Jakarta, Selasa (19/2).
HNW menyebut, kondisi yang terjadi saat ini tidak hanya politisasi agama semata, tapi juga ketimpangan dalam penegakan hukum.
Sebagai contoh, banyak dugaan pelanggaran hukum yang dilaporkan kubu oposisi ke pihak kepolisian, namun sampai saat ini tidak juga ditangani.
"Berkali-kali Pak Fadli Zon laporkan, Bernardus Abdul Jabbar (Sekjen PA 212) laporkan, partai saya (PKS) juga melaporkan, kami lapor beragam hal yang menistakan agama, tokoh agama terkait kriminisalsi, pelecehan, tapi semua tidak ada tindaklanjut," ucapnya.
Kondisi yang ada, menurut Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sangat tidak baik. Dia menegaskan pentingnya perbaikan dari hasil Pilpres 2019, di mana seorang calon presiden tidak cukup hanya menampilkan sosok seolah-olah agamis ketika ingin memperoleh dukungan suara dari umat Islam. Tapi harus mampu berperilaku Islami termasuk dalam kebijakan-kebijakan yang diambil saat berkuasa.
"Jadi, harus adil, karena keadilan ini sekarang menjadi pertanyaan publik," katanya.
HNW mencontohkan aparat saat ini terkesan begitu gampang menahan pihak-pihak tertentu. Misalnya, di Sumatera Utara, menahan seseorang karena mengunggah foto editan, dimana menampilkan calon wakil presiden Kiai Ma'ruf Amin menggunakan atribut sinterklas.