HNW: Santri Harus Setia Pada Tiga Ibu
“Tak boleh dilupakan pula jasa KH. Hasyim Asyari, pencetus Resolusi Jihad. Juga Moh. Natsir yang mengembalikan NKRI, setelah Indonesia sempat berubah menjadi RIS. Tidak itu saja, warga muslim Indonesia telah mempelopori perjuangan melalui pergerakan. Itu terbukti dengan berdiri Jamiatul kheir pada 1901, jauh sebelum Boedi Utomo,” kata Hidayat menambahkan.
Karena itu, menurut Hidayat selain tidak boleh melupakan sejarah (jas merah), masyarakat juga tidak boleh melupakan Jas Hijau (Jangan Sekali-kali Menghilangkan Jasa Ulama). Ini penting, agar ke depan tidak ada lagi pihak yang mendiskreditkan umat Islam. Sebaliknya, tidak ada pula umat Islam yang hendak menghancurkan negaranya sendiri.
“Kita patut mengetahui sejarah secara utuh. Jangan hanya mau mengambil sebagian saja, dan melupakan sebagian lainnya. Ini penting untuk menghindarkan kesalah pahaman. Mana mungkin ada umat Islam yang hendak menghancurkan bangsanya sendiri, jika dia tahu bahwa para ulama ikut memperjuangkan dan membangun bangsa Indonesia,” kata Hidayat lagi.(jpnn)