Horst Henry Geerken, Ungkap Kedekatannya dengan Soekarno lewat Buku A Magic Gecko
Heran, Soekarno Menghitung Suara Tokek Hingga Sembilan KaliJumat, 18 Maret 2011 – 07:47 WIB
Dia masih ingat, saat awal-awal tinggal di Indonesia, Soekarno sedang jaya-jayanya, meski mulai terjadi percikan pergolakan politik seiring menguatnya pengaruh komunisme. "Saya akui, Soekarno waktu itu punya karisma yang luar biasa. Di Jerman, Soekarno merupakan sosok yang disegani dan dikagumi banyak orang. Apalagi dia fasih berbahasa Jerman," ceritanya.
Baru beberapa bulan tinggal di Indonesia, Henry menerima kontrak besar pertama dari Radio Republik Indonesia (RRI). Pemerintah, menurut dia, meminta AEG Telefunken, perusahaan tempat dirinya bekerja, secepatnya membangun pemancar radio gelombang pendek berkekuatan 100 kilowatt di samping sebuah jalan lama ke Bogor, yaitu di Cimanggis. "Pemancar itu kemudian menyiarkan voice of Indonesia ke seluruh penjuru dunia," ungkap pria yang mengaku suka sayur daun singkong tersebut.
Pemancar itu pulalah, ungkap dia, yang dipakai melancarkan propaganda Ganyang Malaysia oleh Soekarno. Negosiasi mengenai kontrak untuk pemancar siaran tersebut diadakan di istana Presiden Soekarno di Jalan Medan Merdeka bersama para penasihat terdekatnya. Dia menyebutkan, juru runding terpenting adalah Jenderal S yang saat itu menjabat kepala Komando Operasi Tertinggi (Koti).