HRF: Mataram Butuh Pembenahan Sistem Transportasi Publik
"Perlu ada pembenahan sistem. Pengaturan traffic lalulintas dan memaksimalkan pelayanan transportasi publik saya pikir bisa menjadi solusi," kata pria asal Mataram ini.
Bakal Calon Walikota Mataram ini memaparkan, sistem transportasi harus disusun dengan cermat melibatkan seluruh stakeholders terkait, seperti Dinas Perhubungan, Kepolisian dalam hal ini Satuan Lalulintas, bahkan Dinas Pendidikan untuk mengubah mindset dan perilaku sejak dini.
Rohman menekankan, sama seperti program pembangunan lainnya, dalam hal penataan sistem transportasi juga sangat diperlukan perubahan perilaku masyarakat yang akhirnya memunculkan partisipasi aktif mereka.
"Merubah persepsi dan kesadaran masyarakat juga penting. Karena jalan raya ini kan yang menggunakan masyarakat, para pengendara. Budaya tertib lalulintas, kemudian bagaimana parkir yang baik, ini hal sepele saja, tapi tidak akan tercapai jika tanpa kesadaran," tegas HRF.
HRF mengatakan, Mataram bisa mengambil contoh baik dari Kota Manado, ibukota Sulawesi Utara. Di Kota Bubur Manado itu, masyarakat sudah sangat terbiasa menggunakan transportasi publik, mikrolet atau yang di Mataram lebih dikenal dengan sebutan Bemo.
Hal ini turut membantu mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beraktivitas, dan juga mengurangi risiko kemacetan.Mataram bisa mulai membenahi sarana transportasi publik.
Bemo, yang selama ini terkesan semakin terabaikan, kumuh, dan hanya menjadi sarana transportasi kelas dua perlu diberdayakan.
"Harus dicari sebabnya kenapa masyarakat kita enggan naik bemo di Mataram. Kemudian dicari solusi, saya pikir semua bisa dilakukan meski bertahap," katanya.