HTI Gunakan Intimidasi untuk Rekrut Kader di Perguruan Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ternyata juga menggunakan intimidasi dalam perekrutan. Organisasi pengusung ide khilafah itu merekrut anggotanya dengan memanfaatkan jaringan di perguruan tinggi.
Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengungkapkan, pihaknya menerima laporan tentang dosen yang sudah terlibat dalam gerakan-gerakan HTI. Dosen itu memengaruhi mahasiswa untuk ikut serta dalam gerakan radikal.
”Ada seorang dosen yang mengatakan, kalau kamu tidak ini (ikut HTI, red) kamu nilainya tidak lulus. Ada informasi seperti itu yang masuk ke saya,” ungkap dia.
Terkait pelarangan anggota HTI di kampus, Kemenristek Dikti masih menunggu petunjuk teknis dari Kemenkopolhukam atau Kemenkum HAM. Sejauh ini, Nasit tidak bisa melarang dosen ataupun mahasiswa yang ikut HTI.
Namun, yang bisa dilakukan Kemristekdikti adalah melarang penggunaan tekanan untuk merekrut mahasiswa sebagai anggota HTI. ”Kami lihat kegiatan penekanan pada sekelompok orang itu yang tidak boleh,” ujar Nasir.
Seperti diketahui, pemerintah telah mengumumkan rencana pembubaran HTI. Untuk itu, pemerintah akan menempuh mekanisme pengadilan.(jun/jpg)