Hub City, Formula Ampuh Kembangkan Makassar
Ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di sana. Semua penerbangan dunia mampir ke sana. Setahun ada 15,5 juta wisman yang ke Singapura. Itu belum termasuk 1,5 juga ekspatriat yang stay di sana.
Dubai juga sama. Detak pasar Middle East, yang belakangan membuat risau, tak membuat Dubai galau. Ketika harga minyak dan gas dunia terjun bebas dan sulit rebound, lifestyle orang di Jazirah Arab masih highest spending.
“Itu karena Kota Dubai didesain untuk services, jadi HUB dunia, lalu dibuat atraksi man made dan amenitas yang wah. Tourisme jadi jauh lebih besar dari minyak dan gas. Tourisme bisa 18 persen. Financial service 10 persen. Lalu konstruksi, karena masih terus membangun, itu tembus 13 persen,” kata Menpar Arief Yahya.
Nah, di Indonesia timur, ada Makassar yang bisa didesain seperti Singapura dan Dubai. Kebetulan, secara geografis dan ekonomis, Makassar sudah cocok menjadi hub city.
“Hub itu menjadi interkoneksi. Semua kota yang menjadi hub ternyata kota-kota terkaya di dunia. Itu sudah dipastikan dan sudah tidak perlu didebatkan. Contohnya Singapura, lalu ada Dubai dan Abu Dhabi yang keduanya merupakan hub country yang pendapatan per kapitanya sangat tinggi. Lalu ada Qatar juga,” tutur Menpar Arief Yahya.
Makassar juga bisa didesain sebagai hub city. Caranya, berfikir smart! Menjual Makassar tidak harus dengan menjual Makassar untuk jadi hub.
“Kalau yang terkenal Raja Ampat, jual lah Raja Ampat via Makassar. Jual Wakatobi via Makassar. Jual Morotai via Makassar. Smart people yang baik ya seperti itu. Gunakanlah kekuatan orang lain untuk kepentingan kita. Singapura sangat sadar betul akan hal itu. Pendapatan per kapitanya itu sudah mencapai 50 ribu,” ujarnya. (adv/jpnn)