Ibarat Liga Inggris, Kemendes PDTT seperti Leicester City
Anwar mengibaratkan SDM di Kemendes PDTT dengan klub Liga Inggris, Leicester City. Klub ini tempat orang terbuang, namun dengan racikan Claudio Ranieri bisa jadi juara.
"Saya melihat kondisi kita tapi dengan semangat yang kita bisa membuktikan bahwa kita terbaik dan bukan orang terbuang, yah meski memang adalah SDM yang nakal-nakal," kata Anwar yang disambut tepukan tangan peserta rapat. Fungsi ketiga terkait dengan Tata Kelola yang menyatukan Lembaga dan fungsi SDM.
"Dari ketiga faktor ini, kita membuktikan jika bisa jadi yang terbaik dan mendapat apresiasi yang signifikan," kata Anwar.
Lima tahun kedepan, Kemendes PDTT masih menghadapi tantangan yang cukup berat. Meski telah ada Corona, namun tantangan yang telah ada sudah cukup berat.
Pada RPJMN 2020-2024, Kemendes PDTT diberikan tantangan. Jika awalnya desa mandiri hanya 2.500 menjadi 10.000, desa tertinggal hanya 5.000 menjadi 10.000
Belum lagi target yang mengenai penguatan kelembagaan ekonomi di tingkat desa yang tercermin dari BUMDes yang harus berkembang.
"Kita harus lakukan penataan kelembagaan karena tantangan yang diberikan sudah berbeda dan lebih banyak. Maka harus dilakukan penyesuaian maka setelah diskusi lahirlah struktur organisasi baru yang telah ada di meja Presiden untuk menjalankan mandat tentang Desa, PDT dan Transmigrasi dengan target yang lebih tinggi," jelas pengurus pusat KAGAMA ini.
Anwar mengingatkan, jajaran dam staf di Kemendes PDTT untuk tidak terlena dengan keberhasilan yang diperoleh saat ini, namun dijadikan momentum untuk bisa jalankan tantangan lima tahun ke depan. "Target penilaian anggaran setiap empat bulan maka harus jadi kinerja dengan baik agar bisa jadi performa," tandas Anwar.