Ibu-ibu, Jangan Terkecoh dengan Diskon Gede, Simak nih Kata BPOM
jpnn.com, JAKARTA - Ibu-ibu yang senang dengan harga diskon harus hati-hati. Apalagi yang didiskon adalah pangan olahan. Sebab, bisa jadi bahan pangan olahannya sudah mendekati kedaluwarsa atau malah lewat masanya.
"Harus hati-hati membeli bahan pangan olahan. Apalagi di masa pandemi Covid-19, banyak konsumen membeli lewat pasar online," kata Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Reri Indriani saat konferensi pers virtual Hasil Intensifikasi Pengawasan Pangan selama Ramadan dan Menjelang Hari Raya Idulfitri 2020, Jumat (15/5).
Dia meminta masyarakat terutama ibu-ibu jangan terkecoh dengan diskon besar atau cuci gudang. Ketelitian dan kehati-hatian konsumen sangat penting untuk mencegah mengonsumsi pangan olahan yang kedaluwarsa atau mengandung bahan berbahaya.
"Sesuai hasil pengawasan di lapangan selama Ramadan, kami menemukan banyak pangan olahan yang diproduksi tahun 2013 masih beredar di pasaran. Ini tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan," terangnya.
Dia lantas memberikan tips bagi konsumen yang ingin berbelanja produk pangan olahan lewat online. Pertama, pastikan apakah produk itu punya izin edar. Yakinkan ada BPOM-nya atau tidak. Kalau tidak ada patut dicurigai.
Kedua, pastikan pangannya tidak kedaluwarsa. Jangan terpengaruh dengan diskon atau cuci gudang lihat kedaluwarsa.
Ketiga, lihat kemasannya tidak rusak, kembung atau penyok. Pastikan informasi produkmya dan bisa cek ke situs BOPM keberadaan produknya.
"Izin edar pangan hanya 5 tahun. Biasanya pedagang nakal yang tidak ingin rugi, memberikan diskon gede terhadap produk pangan olahan yang hampir kedaluwarsa. Makanya konsumen harus jeli. Jangan belanja karena diskonnya gede saja," tuturnya.