Ibu yang Bunuh Anaknya Lalu Bunuh Diri Itu Ternyata Sering Ngaku Titisan Nabi
Saksi lalu memenangkan kakaknya itu sembari bertanya mau pergi ke mana. Namun, korban yang terlihat tidak tenang, tidak mau diganggu. Pada 18 April, sekitar pukul 04.00 WIB, korban bersama sang putri pergi ke rumah orang tuanya yang persis di belakang rumah Adi. Kepada ibunya, Nadia cerita kalau putrinya sakit. Dia bersikeras mau pulang.
“Itulah paginya sebelum kejadian kedua korban terlihat mondar-mandir bawa tas di dekat rumah,” ungkap Yon.
Ditambahkan Yon, keterangan yang didapat dari keluarga korban, termasuk suaminya, Nadia agak temperamental. Sesekali bertingkah aneh. “Hasil penyelidikan dan penyidikan kita, korban mengalami gangguan psikologis,” terangnya.
Korban sering cerita kalau dia titisan nabi. Kemudian melakukan kajian dan belajar agama secara otodidak. Suami korban sudah diperiksa petugas. “Kalau masalah ekonomi atau utang, sejauh ini tidak ada. Korban bilang dia yang memiliki rumah sakit, mal. Dan bahkan akan memberikan uang Rp1 miliar kepada saudara-saudaranya,” tutur Yon.
Keterangan Kompol dr Mansuri dari RS Bhayangkara Palembang. Motif kematian kedua korban belum dapat dipastikan. “Harus dilakukan autopsi dan olah TKP kembali,” ucapnya. Jenazah kedua korban dibawa pulang pihak keluarga, 18 April malam.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi menjelaskan. Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya kerusakan pada kunci depan dan belakang. “Pintu terkunci dari dalam,” ungkap Supriadi.
Katanya, petugas di lapangan mendapatkan keterangan. Kalau belakangan ini Nadia mendalami ilmu agama secara otodidak. Sejak itu, dia emosional dan temperamental. Emosinya tidak stabil. “Diduga kuat karena emosi yang tidak stabil itulah membuat ibu itu melakukan bunuh diri,” tukas Supriadi. (nni/vis/kms/cj14)