Ibukota Provinsi Ini Berubah jadi Kota Mati
jpnn.com - TANJUNG SELOR - Banjir mengubah ibukota Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Kota Tanjung Selor, menjadi kota mati. Malam ini, Selasa (10/2), suasana kota gelap gulita. Sejak pagi tadi, PLN memadamkan aliran listrik seluruh wilayah Tanjung Selor.
"Listrik padam sejak jam 10 pagi tadi setelah ada warga yang tewas kesetrum," kata Efendy, warga Tanjung Selor dihubungi JPNN.com, malam ini.
Bahkan warga Tanjung Selor kini dihantui kecemasan, mengingat air luapan Sungai Kayan terus meninggi. Menurut keterangan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bulungan, Darmawan, sekitar 200 kepala keluarga (KK) mengungsi di tiga lokasi yang telah disiapkan, yaitu Gedung Wanita, gedung perpustakaan, dan sekretariat PMI.
"Jumlah pengungsi itu belum termasuk mereka yang memilih tinggal di tempat keluarganya yang terbebas dari banjir di daerah lain," ujar Darmawan.
Penjabat Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie meminta masyarakat Tanjung Selor maupun wilayah lain yang terendam banjir bersabar dan saling membantu dalam menghadapi bencana.
"Jangan mudah terprovokasi dengan kondisi seperti ini. Banyak berdoa agar tidak terjadi bencana yang lebih besar dan memakan korban jiwa," harap Irianto Lambrie.
Diberitakan sebelumnya, banjir terparah yang melanda ibukota Kaltara telah memakan korban jiwa. Bukan meninggal karena tenggelam, tapi terkena sengatan listrik. Adalah Muhammad Hambali (42), warga Gang Masjid, Jalan Semangka, Kelurahan Tanjung Selor.
Berdasarkan keterangan dari Ani (29) salah satu saksi kejadian itu mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 10.00 Wita. Saat itu, Hambali sedang mengumpulkan barang miliknya untuk diselamatkan, karena rumahnya sudah dimasuki air.