ICW Temukan Korupsi di TVRI
Selasa, 02 September 2008 – 19:49 WIB
Agus Sunaryanto, Koordinator Divisi Informasi Publik Indonesia Corruption Watch, memaparkan, ICW menemukan berbagai penyimpangan di Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai lembaga penyiaran publik milik negara selama kurun waktu 2004-2005, diantaranya ; indikasi korupsi dalam pengadaan kamera mini DV, peralatan produksi dan manipulasi iklan.
Setelah ditelusuri, harga peralatan dengan spesifikasi seperti tercantum dalam kontrak, ternyata harga peralatan tersebut jauh lebih murah. "Padahal harganya hanya Rp33 juta. Maka terdapat selisih sebesar Rp 2 miliar lebih atau 69 % dari total dana yang dialokasikan," katanya.
Untuk
Sedangkan untuk pengadaan auditorium total pengadaan dari seluruh item ini bernilai Rp12, 6 miliar lebih. Setelah dilakukan perbandingan harga dengan yang berlaku dipasar ternyata hanya menghabiskan dana sebesar Rp6,9 miliar. Artinya "terdapat selisih Rp5,2 miliar atau 76 %.
Untuk indikasi manipulasi pendapatan iklan, berdasarkan hasil pemantauan sebuah lembaga riset terkemuka menjelaskan jika pendapatan kantor TVRI Pusat dari sektor iklan selama tahun 2004 mencapai 517,9 Miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 524,4% dari tahun sebelumnya. Namun menurut laporan yang disampaikan ke Menneg BUMN ternyata pendapatan dari iklan pada tahun 2004 hanya mencapai Rp. 24,85 milliar," ungkapnya.
Artinya, TVRI Pusat selama tahun 2004 telah memberikan discount kepada pemasang iklan sekitar 493,086 Miliar atau sekitar 95,2% dari total tarif iklan penuh (gross published rate card). Dengan demikian diduga terdapat unsur korupsi dan kolusi dalam pemberian discount, bonus dan sponshorship kepada pemasang iklan.