IHSG Berpotensi Tembus Level 6.000
Meski begitu, kata Alfatih, mau tidak mau kebijakan di Amerika Serikat (AS) juga tetap perlu diperhatikan.
Terutama dalam konteks perang bersama Tiongkok dari sisi ekonomi.
’’Berdasar analisis di Samuel itu diperkirakan ketika AS ingin berupaya melakukan proteksi, tapi dia (Trump, Red) kan orang bisnis, kesannya adalah proteksi untuk menaikkan daya negosiasi,’’ ungkapnya.
AS saat ini terbuka untuk perdagangan bebas. Sebaliknya, Tiongkok masih dinilai lebih tertutup.
Padahal, Negeri Panda itu juga berkepentingan besar terhadap AS terkait dengan ekspornya.
Saat AS benar-benar menutup, Tiongkok akan mengalami kesulitan. ’’Ketika itulah terjadi negosiasi,’’ terangnya.
Bagi global, termasuk Indonesia, situasi itu sebenarnya membawa keuntungan serta akan berdampak pada kenaikan harga komoditas.
Sebab, permintaan bahan komoditas berpotensi naik, terutama dari AS.