Ikhtiar Pak Kiai agar Ada Tokoh Sunda Jadi Wapres Lagi
jpnn.com, BANDUNG - Calon Wakil Presiden (Cawapres) KH Ma'ruf Amin menghadiri silaturahmi dengan tokoh masyarakat Sunda di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/1). Pendamping Joko Widodo alias Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 itu tampak bersemangat saat bertemu dengan tokoh Sunda seperti Solihin GP, Heidi Hidayat, Didi Turmudi, dan lainnya.
Kiai Ma'ruf dalam kesempatan itu kembali menceritakan alasannya bersedia menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Mantan rais am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menjelaskan, kesediannya menjadi cawapres juga untuk menghargai masyarakat Pasundan.
"Hari ini saya diajak dan diminta Pak Jokowi menjadi cawapres, dan saya mau karena ini berarti menghargai masyarakat Pasundan. Sudah lama Pasundan tidak punya tokoh menjadi pemimpin nasional," kata Kiai Ma'ruf.
Dia menjelaskan, sejak Umar Wirahadikusumah menjadi wakil presiden keempat RI, tidak ada lagi orang Jabar menjadi wapres. Karena itu, kata Ma'ruf, banyak yang menyebut orang Sunda ibarat ada dan tiada karena belum menjadi pemimpin nasional lagi.
"Kalau dulu Pak Umar orang Sunda yang jenderal. Kalau saya Sunda kiai," ujar Ma'ruf.
Lebih lanjut Kiai Ma'ruf menuturkan, dirinya mau diajak menjadi cawapres karena melihat Jokowi memiliki cita-cita besar menjadikan Indonesia maju dan sejahtera. Menurut dia, Jokowi memiliki cita-cita yang tulus untuk Indonesia.
Kiai Ma’ruf menilai Jokowi sudah membuktikan ketulusannya selama memimpin Indonesia. Kini, pembangunan infrastruktur, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan sebagainya tidak terkonsentrasi di Jawa.
"Termasuk Papua yang dulu kurang diperhatikan, sekarang sudah dibangun infrastrukturnya oleh Pak Jokowi," ucap Kiai Ma'ruf.