Iko Uwais, Sopir Truk yang Kini Jadi Aktor Mendunia
jpnn.com - THE Raid 2: Berandal bakal rilis di Amerika, Maret mendatang. Iko Uwais kembali jadi sosok penting di situ. Ya, si anak Betawi itu.
Dia semata-mata suka olahraga. Mendalami silat dan sepak bola. Namun, keduanya hanya hobi. Pemilik nama lengkap Uwais Qorny itu tetap harus melakukan hal lain untuk mendapatkan uang. Iko jadi sopir truk sebuah perusahaan telekomunikasi.
Sejak berusia 10 tahun, dia belajar seni bela diri tradisional Indonesia, pencak silat, di perguruan asuhan pamannya, Tiga Berantai. Beraliran silat Betawi. Pada 2003, Iko meraih posisi ketiga pada turnamen pencak silat tingkat DKI Jakarta.
Dia bahkan menjadi pesilat terbaik dalam kategori demonstrasi di kejuaraan silat nasional pada 2005. Iko juga seorang pesepak bola. Spesialis gelandang dan pernah tergabung dalam sebuah klub divisi. Sayangnya, kebangkrutan klub itu membuat impiannya jadi pesepak bola pro juga kandas.
Iko pun hanya bisa terus mendalami jurus-jurus silatnya. Sembari tetap menguatkan diri untuk menyetir mobil truk. Hingga pada 2007, bakat silat Iko ditemukan sutradara film Wales, Gareth Evans yang sedang melaksanakan proses syuting untuk sebuah film dokumenter di perguruan Iko.
Evans tertarik menjaidkan Iko pemeran utama pada film seni bela diri pertamanya, Merantau. Kontrak pun diteken. Durasinya lima tahun. Sejak saat itu, Iko memutuskan berhenti jadi sopir truk dan memulai asa menjadi aktor.
Di film Merantau, Iko berperan sebagai seorang pemuda Minang dari Sumatera Barat. Pria kelahiran Jakarta, 12 Februari 1983 itu pun mesti mempelajari silat harimau khas Minang dari guru silat, Edwel Datuk Rajo Gampo Alam.
Merantau meraih hasil yang sama sekali tak dibayangkan Iko. Rilis di Indonesia pada 6 Agustus 2009, film ini ditampilkan dalam Puchon International Fantastic Film Festival di Puchon, Korea Selatan dan Fantastic Fest di Austin, Texas. Merantau dianugerahi film terbaik di Action Fest 2010.