Ikon-Ikon Seni Jogja setelah sang Maestro Berpulang (2)
Keluarga Affandi Ancang-Ancang Bangun Kos-kosanJumat, 30 Januari 2009 – 04:33 WIB
Apakah penjualan lukisan dan pembangunan usaha untuk ’’menghidupi’’ museum itu tidak menyalahi visi Affandi, Juki menjawab tidak. ’’Kalau Bapak masih hidup, saya kira, beliau bisa maklum,’’ ujarnya.
Konsistensi penerus Affandi untuk mempertahankan peninggalan pelukis yang dianggap punya kemiripan dengan Vincent Van Gogh itu begitu besar. Saat museum punya dana lebih, kata Juki, pengelola mencari lukisan Affandi yang berada di luar (dimiliki orang lain) untuk dibeli kembali. Prinsipnya, ketika keluarga menjual satu lukisan Affandi, mereka berusaha mendapatkan (minimal dua) lukisan Affandi yang lain. ’’Tentu saja dengan harga yang lebih murah daripada lukisan yang dijual,’’ katanya.
Strategi itu dirasa cukup efektif untuk mempertahankan nilai museum. Sebab, dengan begitu, koleksi yang disajikan kepada masyarakat tidak semakin berkurang, tetapi justru semakin bervariasi. Hal itu juga terkait strategi untuk menarik jumlah pengunjung. Sebab, dengan bertambahnya koleksi lukisan, pengunjung tidak bosan menikmati lukisan yang dipajang di museum itu.