Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ikut Tarawih Dengan Madzhab Hambali

Kamis, 02 September 2010 – 01:10 WIB
Ikut Tarawih Dengan Madzhab Hambali - JPNN.COM
Tapi saya lantas iangat ajaran ini: selesai salat bersegeralah bertebar di muka bumi untuk mencari rizki. Rupanya mereka menerapkan ajaran ini. Karena ini bulan puasa, maka rizki berupa makanan memang sudah siap diserbu. Di halaman lain di luar masjid ini memang sudah disediakan lima meja berikut kursi-kursinya. Di sinilah mereka makan malam. Berbagai roti dan kure tersedia. Yang dari masjid wanita juga bergabung di sini. Makan malam ini waktunya amat longgar. Sebab rangkaian salat tarawih baru akan dilakukan pukul 20.30.

Ada dua acara sebelum salat tarawih. Pada 15 menit pertama, delapan imam yang kembali sudah mengambil posisi di barisan depan itu secara bergantian membaca surat-surat pendek dari bagian akhir Al Quran. Lima belas menit berikutnya untuk ceramah agama, tentu dalam bahasa Mandarin. Salah satu imam tampil sebagai penceramah. Ceramahnya pun langsung menuju isi, tanpa mengucapkan "asalamu alaikum" di awal atau di penutupnya.

Tepat jam 21.00 salat tarawih dimulai. Karena 20 rakaat (ditambah 3 rakaat witir) maka jam 22.00 baru selesai. Apalagi tiap dua rakaat diselingi pembacaan puji-pujian dari seluruh jemaah, dan setiap empat rekaan puji-pujian itu lebih panjang. Karena cukup panjang inilah banyak jemaah yang belum hafal. Mereka membawa teks di atas kertas satu folio.

Puji-pujian ini seperti dalam bahasa Arab. Tapi telinga saya kurang bisa menangkap apa bunyi sebenarnya. Yang jelas bukan salawat nabi. Saya penasaran ingin tahu. Setelah rakaat kedelapan saya mencoba meminjam teks itu. Oh, dalam tulisan mandarin. Apakah puji-pujian itu dalam bahasa Mandarin" Tidak. Sebab setelah saya baca tulisan itu tidak ada artinya dalam bahasa Mandarin. Ternyata tulisannya saja yang Mandarin, tapi bunyinya mirip bunyi huruf Arab. Rupanya banyak jamaah yang tidak bisa membaca huruf Arab sehingga ditulis dalam huruf Mandarin.

SUDAH tiga kali saya lebaran idul fitri di Tiongkok, tapi baru sekali ini merasakan salat tarawih di sana. Dua hari berturut-turut saya ke masjid

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close