Ikuti Saran Menpar, Pemkab Malang Promosikan Branding Pariwisatanya
“Dalam melakukan pameran, kami selalu menggandeng pelaku usaha wisata. Seperti pemilik wisata, travel, hotel, resto dan masyarakat pengelola wisata,” ujar Arya.
Selain itu, pihaknya juga mempromosikan melalui website, media nasional, agent travel, situs dan media sosial. “Kalau promosi melalui medsos memang perlu dilakukan. Apalagi banyak wisatawan maupun pengunjung yang share potensi wisata Kabupaten Malang melalui medsos,” pungkas Arya.
Menpar Arief Yahya sebelumnya mengajak pemerintah daerah dan para pelaku usaha bidang turisme untuk serius menggarap branding. Menurutnya, branding merupakan hal penting dalam mengenalkan destinasi wisata ataupun industri penunjangnya.
"Branding merupakan bentuk janji kepada konsumen atau wisatawan. Apabila branding itu direalisasikan, maka menjadi sebuah reputasi bagi daerah,” ujar Menpar Arief Yahya.
Arief lantas mencontohkan branding untuk mendongkrak Ubud. Sebuah kecamatan di Kabupaten Gianyar, Bali itu menggunakan branding Ubud: The Heart of Bali. Branding itu ternyata mengena karena Ubud memiliki produk, peoses dan filosofi produk yang mengutamakan alam dan budaya. “Sudah tertanam dalam benak konsumen atau wisatawan bahwa Ubud menjadi The Heart of Bali,” tutur pria asal Banyuwangi ini.
Arief pun mengingatkan pemda dan pelaku industri wisata bahkan branding merupakan bagian dari investasi. “Jadi bukan cost. Return-nya (branding, red) akan lebih besar di masa yang akan datang,” ujar peraih penghargaan Marketeer of the Year 2013 dari MarkPlus itu.
Khusus Kabupaten Malang, Menpar Arief Yahya juga mengharapkan pemerintah daerah yang dipimpin Rendra Kresna itu lebih giat dalam mengembangkan potensi pariwisatanya. “Karena presiden telah memutuskan Sepuluh Bali Baru, sala satunya kawasan Bromo-Tengger-Semeru,” harapnya. (adv/jpnn)