ILUNI UI Menyoroti Skandal Dugaan Korupsi Pada Perusahaan Asuransi Negara
Said Didu menambahkan budaya perusahaan BUMN memang buruk dan membuka celah-celah untuk oknum-oknum melakukan penyimpangan. Padahal, perusahaan semacam Jiwasraya dan Asabri punya pengawasan lebih dari Otoritas Jasa Keuangan. Said Didu mengatakan, “Jangan-jangan ada kekuasaan dari luar yang sengaja mengintervensi, sengaja merampok secara besar-besaran. Apalagi momentumnya pas dengan Pilpres kemarin”.
Herman Khaeron yang kini duduk sebagai mitra kerja Kementerian BUMN melihat ada pengawasan dari Pemerintah yang terkesan lalai dan tidak fokus. Padahal, sebelum kasus ini bergulir, Jiwasraya memperoleh laba yang cukup baik. “Kita patut menduga kenapa di 2019 labanya jadi minus, kemungkinan paling besarnya adalah salah pembelian investasi pada perusahaan gorengan,” ucap Herman.
Herman Khaeron juga memberikan atensi kepada para nasabah-nasabah yang saat ini menjadi korban atas kesalahan oknum-oknum di Jiwasraya dan Asabri.
Herman mengingatkan total kerugian di Jiwasraya yang terindikasi sebesar Rp. 13,7 T harus ditunaikan sebelum berpikir mencari keuntungan lainnya. “Nasabah yang 5,5 juta itu harus didahulukan, karena ini menyangkut kepercayaan publik pada perusahaan asuransi, BUMN, dan Negara,” tambah Herman.
Langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang berniat melakukan revolusi di jajaran BUMN tentu patut diberikan apresiasi. Selama ini publik banyak disuguhkan bahwa BUMN dalam kondisi yang baik dan untung, nyatanya terdapat banyak hal yang patut dibenahi. Peran BUMN tentu sangat penting bagi pembangunan negara.
Strategi Erick Thohir tersebut mendapatkan apresiasi dari Hotbonar Sinaga dalam melakukan “bersih-bersih” di BUMN. Pria yang pernah menjabat sebagai Dirut Jamsostek itu berkeyakinan langkah Erick Thohir cukup tepat dalam memetakan masalah-masalah tidak terlihat, termasuk menemukan solusi efektif. “Kita harus apresiasi langkah Pak Erick, BUMN perlu dibenahi karena ini jadi tulang punggungnya negara”, pungkas lulusan Magister Manajemen FE UI itu.
Namun, Hotbonar mengkritik langkah Erick Thohir yang saat ini mewacanakan holdingisasi pada beberapa sektor industri, termasuk keuangan. Bagi Hotbonar, wacana ini tidak efektif dan justru membuat transformasi BUMN semakin kacau.
Hotbonar menambahkan, “Sampai hari ini saya bingung dengan konsep holdingisiasi seperti apa, mekanismenya bagaimana, dan tujuan akhirnya apa”.