Imam Besar Al Azhar Puji Cara Indonesia Jaga Pancasila
jpnn.com, JAKARTA - Imam Besar Al Azhar Kairo Mesir Syekh Ahmad Muhammad al-Thayeb mendatangi kompleks Kementerian Sekretariat Negara di Jakarta Pusat, Kamis (3/5). Kedatangan salah satu ulama top dunia itu untuk bertemu dengan Megawati Soekarnoputri selaku ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Megawati dalam pertemuan itu didampingi anggota Dewan Pengarah BPIP Try Sutrisno dan Moh Mahfud MD. Ada pula Kepala BPIP Yudi Latif, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah serta Dubes RI untuk Mesir Helmy Fauzi yang ikut pertemuan itu.
Syekh Thayeb dalam kesempatan itu menyebut Pancasila digali dari berbagai macam aspek pemikiran dan budaya yang berintikan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan. Menurutnya, aspek-aspek pemikiran itu sejalan dengan visi Universitas Al Azhar yang dipimpinnya.
"Sebagai lembaga pendidikan dunia yang independen, Universitas Al Azhar juga mengemban misi perdamaian dunia yang mengembangkan sikap hormat-menghormati sesama umat manusia tanpa membedakan latar belakang SARA (suku, agama, ras dan antargolongan, red)," ujar Syekh Thayeb.
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri saat menggelar pertemuan dengan Imam Besar Al Azhar Kairo Syekh Ahmad Muhammad Ath Thayeb di Kementerian Sekretariat Negara, Kamis (3/5). Foto: BPIP
Syekh besar Universitas Al Azhar itu juga memaparkan pandangannya yang moderat. Dia tak mau menyebut kelompok kecil di masyarakat dengan sebutan minoritas, tapi memilih menggunakan kata citizenship karena tak mau menimbulkan sikap diskriminatif.
Selain itu, Syekh Thayeb juga menyampaikan apresiasinya atas keberadaan BPIP. Bahkan, Syekh Thayeb mengharapkan negara-negara lain yang dilanda perang saudara akibat konflik ideologi dan kepentingan bisa membentuk lembaga semacam BPIP.
"Menghargai hadirnya lembaga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi bangsa Indonesia untuk menjaga stabilitas ideologi bangsa Indonesia dari ancaman pihak-pihak yang mempertentangkan Pancasila dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi negara yang berdaulat," katanya.