Impor Aluminium, Inalum Justru Ekspor
Rabu, 10 Oktober 2012 – 09:35 WIB
Menurutnya, kontrak kerjasama dengan Jepang nantinya tidak lagi diteruskan. Sehingga Inalum seutuhnya benar-benar menjadi aset nasional. “Jadi harus dimanfaatkan betul oleh pemerintah. Langkah menjadikan Inalum sebagai aset nasional sangat penting, karena selama ini Inalum jauh lebih menguntungkan bagi pihak Jepang. Paling tidak Inalum mampu memasok secara stabil 5 persen kebutuhan alumunium Jepang. Sementara untuk Indonesia sendiri, selisih kebutuhannya harus ditutupi dengan mengimpor dari Australia,” ujarnya.
Dikatakan, kontrak kerjasama sebelumnya telah mengalami beberapa kali perubahan, namun tetap saja memosisikan Indonesia sebagai pihak yang lemah. Dan cenderung sangat banyak dirugikan.
Ia yakin kemampuan sumberdaya manusia Indonesia saat ini juga telah sangat mampu mengelola Inalum ke depan. Karena paling tidak selama 30 tahun Inalum dikelola bersama, telah terjadi transfer of knowledge. “Jadi saya pikir bicara SDM juga kita sudah siap memimpin dan mengoperasikan perusahaan tersebut,” katanya.