Impor Minyak Mentah Butuh USD 60 Juta per Hari
jpnn.com, JAKARTA - Impor minyak mentah menjadi salah satu penyumbang terbesar kebutuhan Dolar AS. Karena itu, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menekankan perlunya pengurangan impor minyak mentah guna menekan defisit transaksi berjalan guna membantu penguatan Rupiah.
Ekonom Indef Bhima Yudistira mengatakan secara rata-rata Indonesia harus mengimpor minyak sebanyak 800 ribu barel per hari.
“Jika harga minyak dunia diangka USD 75 per barel, lalu dikalikan maka kebutuhan Dolar untuk impor minyak mentah sebesar USD 60 juta per hari. Ini sangat menguras sekali valas (valuta asing) dalam negeri,” ujarnya.
Dia menyatakan program B20 atau pencampuran BBM (Bahan Bakar Minyak) dengan biodiesel sebesar 20 persen cukup bagus dalam mengurangi impor minyak mentah. Hanya saja, pemerintah menurutnya memang perlu memperhatikan kesiapan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) maupun mesin kendaran non PSO (Public Service Obligation).
Sebab, tidak dipungkiri biodiesel dari turunan minyak sawit memang memiliki kelemahan disuhu tertentu akan membeku.
Jika pemerintah memaksa kendaraan non PSO menggunakan B20 maka menurutnya juga diperlukan insentif. “Ketergantungan minyak harus dikurangi dengan mempercepat konversi gas dan percepat peningkatan energi baru terbarukan,” imbuhnya.
Di sisi lain, pemerintah juga terus meminta agar Pertamina segera mempercepat pembangunan kilang guna menekan impor BBM.
Selain meningkatkan ketahanan energi nasional, pembangunan kilang juga akan memberikan nilai efisiensi cukup signifikan dari sisi cracking cost atau biaya pengolahancrude menjadi BBM yang mencapai hingga USD 13 per barel.