Indische by Rengganis Hadirkan Kebaya Cinta di SPOTLIGHT Indonesia 2023 – Culture: Then and Now
Rengganis secara konsisten mengkampanyekan konsep sustainable dengan menggunakan material dari serat alam dengan maksud meminimalisir limbah tekstil yang dapat mencemari lingkungan.
Sedangkan, di industri baju pengantin hampir semua kebaya yang dipakai masyarakat umum terbuat dari brokat polyester dan sering juga dihias dengan payet plastik.
Kemudian ada faktor bahwa baju pengantin biasanya hanya dipakai sekali (kecuali kalau disewakan), ditambah juga dengan adanya budaya pemakaian seragam keluarga.
"Bayangkan betapa banyaknya limbah yang akan terjadi jika semua kebaya terbuat dari polyester. Maka dari itulah, koleksi ini diberi judul “Cinta”, karena dibuat untuk pengantin yang sedang jatuh cinta, dan juga cinta bumi," ungkap Rengganis.
Siluet berbentuk dasar kebaya klasik kutubaru, encim dan kartini, namun dikembangkan menjadi bentuk yang agak lebih modern seperti blus, bolero, kimono dan cropped jacket, guna baju tersebut bisa dipakai lagi untuk acara lain.
Meskipun bentuknya sudah banyak berubah, tetapi bordir tangan krawangan dan bunga tiga dimensi tetap menunjukkan ciri khas Indische sebagai brand kebaya kontemporer.
Desainer asal Bandung yang bernama lengkap Riri Rengganis ini meluncurkan brand Indische pada 2008 dan sejak itu dikenal konsisten dengan kebaya kontemporer yang bersifat ready-to-wear.
Nama Indische sendiri terinspirasi oleh kata Indische Partij yaitu partai politik pertama di Hindia Belanda pada 1912, yang saat itu menyebarkan gagasan nasionalisme untuk meraih kemerdekaan.(jpnn)