Indonesia Ajak Dunia Internasional Bersinergi dalam Pengelolaan Gambut
Iwan mengatakan, gambut harus dikelola dengan pendekatan lanskap. Jadi, masyarakat turut serta dalam pengelolaan gambut.
“Masyarakat di desa harus mendapat pendampingan untuk peningkatan kapasitas dalam mengelola gambut dan manajemen tata airnya,” kata Iwan.
Sementara itu, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto mengatakan, dengan bersinergi, kesenjangan, tantangan, serta solusinya bisa diidentifikasi dalam menjaga ekosistem gambut.
Kepala Subdirektorat Perlindungan Gambut KLHK Muhamad Askary menambahkan, sebagai pemilik 24,6 juta hektare gambut, Indonesia berkomitmen mengelola gambut secara berkelanjutan.
Askary menyebutkan, ada 3,6 juta hektare lahan gambut yang dikelola perusahaan dan 49.874 oleh masyarakat yang telah dipulihkan.
Angka itu di luar pemulihan yang dilakukan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang sudah mencapai 900 ribu hektare.
Askary mengungkapkan, untuk memastikan restorasi gambut berjalan baik, telah dibangun sistem informasi pemantauan air gambut secara online yang mencakup areal seluas 3,6 juta hektare.
Director of Global Forestry Reaseach Division National Institute of Forest Science Republik Korea Choi Hyung-Soon mengatakan, gambut tropis penting untuk dikelola karena menentukan hajat hidup masyarakat global.