APP Group Tegaskan Dukungan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di COP 29 Azerbaijan
jpnn.com, JAKARTA - APP Group menyampaikan komitmennya dalam mendukung upaya pemerintah untuk konservasi area pesisir melalui program pengelolaan mangrove berkelanjutan, sejalan dengan visi nasional Indonesia dalam menjaga ekosistem pesisir dan mitigasi perubahan iklim.
Pada forum internasional COP 29 di Azerbaijan, APP Group menguatkan kembali inisiatif konservasi dan restorasi mangrove sebagai bagian dari kolaborasi lintas sektor bersama pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat lokal.
"Total restorasi dan penanaman mangrove yang dilakukan dalam kurun waktu 2010–2023 sebanyak 550 ribu batang, dengan dampak positif yang mencakup lebih dari 19 ribu hektare pada area pesisir di Indonesia," tutur Head of Landscape Conservation and Environment APP Group Jasmine Natalia Prihartini Doloksaribu dalam presentasinya dikutip Senin (18/11).
Mangrove memiliki peran penting dalam ekosistem pesisir Indonesia, dengan kemampuan unik untuk menyerap karbon dalam jumlah besar, melindungi garis pantai dari erosi, serta menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati yang kaya.
APP Group memahami bahwa melestarikan dan merestorasi mangrove berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendukung target global dalam penanggulangan perubahan iklim.
Selain itu, lanjutnya, ekosistem mangrove yang sehat turut melindungi wilayah pesisir dari dampak bencana alam seperti tsunami dan gelombang pasang, yang sering melanda Indonesia.
Sebagai bagian dari inisiatif keberlanjutan perusahaan, konservasi mangrove bukan hanya menjadi strategi penting dalam memenuhi tanggung jawab lingkungan APP, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem yang lebih luas, sekaligus memperkuat hubungan dengan masyarakat lokal dan pihak terkait dalam upaya keberlanjutan, sambung Jasmine.
"Komitmen Indonesia terhadap rehabilitasi mangrove tercermin melalui keterlibatan aktif dalam forum internasional seperti G20, COP26, dan Water World Forum di Bali, serta melalui upaya restorasi 180 ribu hektare mangrove di Kalimantan Utara," ujar Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko saat memberi kerynote speach.