Indonesia Bakal Kehilangan Peluang Emas jika Kesetaraan Gender tidak Segera Diatasi
“Masalah kita adalah soal persepsi, misalnya bahwa industry STEM selalu male centric. Pangkalnya adalah kesedaran dan persepsi dari para perempuan sendiri, mereka mampu untuk masuk dan berkarya di dunia kerja,” ucapnya.
Deputy Managing Director DEKA Marketing Research Yanti Nisro Corbett mengutarakan, kehadiran perempuan secara lebih setara dalam dunia kerja khususnya jajaran manajemen senior mampu membuat perusahaan lebih dinamis dan inovatif.
Sementara itu, Evan Indrawijaya, Human Resource Director Danone Indonesia mengatakan, selain mendorong perempuan, laki-laki juga harus mengambil peran demi terciptanya kesetaraan gender.
Hal itu bisa dimulai dengan berbagi peran di rumah tangga, hingga bagaimana para pemimpin laki-laki di tempat kerja bisa memberikan kesempatan yang sama pada perempuan.
Konferensi ini menandai selesainya kampanye kesetaraan gender selama setahun yang dijalankan oleh Katadata Indonesia dengan dukungan dari Investing in Women (IW), sebuah inisiatif dari Pemerintah Australia yang mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia, Filipina, Vietnam dan Myanmar.
Dalam sambutan, Direktur Katadata Heri Susanto menjelaskan bahwa Asia Pasifik termasuk Indonesia, populasi perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki di lapangan kerja.
Sejalan dengan itu, hanya 20 persen perempuan di posisi manajerial dan baru 5 persen di jajaran direksi dan CFO.
“Namun, dalam beberapa tahun ini, ada kabar baik. Era digital di Indonesia memberi banyak bukti bahwa perempuan semakin mandiri dan berkembang pesat dalam menjalankan bisnis mereka,” katanya.