Indonesia Berpeluang Jadi Pusat Produksi Mobil ASEAN
jpnn.com - JAKARTA - Kepala sektor otomotif global di Ipsos Business Consulting Markus Scherer mengatakan, Indonesia perlahan bisa menggantikan Thailand sebagai pusat produksi otomotif di ASEAN.
“Buktinya jelas bahwa dalam hal tren output produksi kendaraan, perkembangan kebijakan, dan perbaikan infrastruktur, Indonesia akan terus meningkatkan kapasitas produksi, konsumsi domestik dan volume ekspor sekaligus. Produsen otomotif dan pemangku kebijakan di Indonesia, Thailand dan negara-negara lain tentu akan mempertimbangkan implikasi ini,” kata Scherer, Senin (7/3).
Selama ini, Thailand telah menjadi produsen mobil terbesar di Asia Tenggara dengan volume produksi dua juta unit per tahun. Sedangkan Indonesia baru memproduksi 1,1 juta.
Indonesia juga belum mampu mengimbangi Thailand dalam membangun pasar ekspor. Indonesia mengekspor hanya 23 persen dari produksi domestiknya pada 2015. Di sisi lain, Thailand mampu mengekspor hingga 55 persen.
Pada 2015 lalu, kesenjangan produksi antara dua negara adalah sekitar 810 ribu unit. Namun, gap diperkirakan akan menjadi 465 ribu pada 2020 mendatang. Ipsos Business pun yakin gap itu bisa diatasi dengan berbagai cara.
Salah satunya ialah peningkatan utilitasi pabrik. Pada 2015, Indonesia memiliki kapasitas produksi terpasang hingga dua juta unit kendaraan. Namun, hanya sekitar 62 persen yang dimanfaatkan.
Selain itu, meningkatkan investasi lanjutan hingga USD 2,6 miliar untuk pembuatan pabrik baru atau untuk peningkatan kapasitas pabrik dengan asumsi tingkat utilisasi tetap sama.
Laporan Ipsos terbaru menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi pertumbuhan domestik yang luar biasa. Hal ini bisa mendorong para investor untuk mengharapkan pertumbuhan penjualan yang solid jika mampu mendapatkan posisi yang tepat di pasar.