Indonesia dan Korsel Menikmati Keistimewaan Sebagai Kekuatan Menengah
jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menyebut Indonesia dan Korea Selatan sama-sama merasakan keistimewaan sebagai kekuatan menengah, di tengah resesi geopolitik.
Di tengah ketegangan antara kekuatan-kekuatan besar, Dino berpendapat negara seperti Indonesia dan Korea Selatan justeru memiliki keleluasaan yang lebih besar untuk bermanuver dan menciptakan ruang baru baik secara regional maupun internasional.
“Keistimewaan sebagai kekuatan menengah adalah kita menjadi lebih gesit dan fleksibel,” kata Dino dalam “Konferensi Indonesia-Korea” yang diselenggarakan FPCI bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Korea Selatan di Jakarta, Rabu.
Selain itu, koneksi antara Indonesia dan Korea Selatan yang tergabung dalam beberapa organisasi internasional seperti APEC dan G20, juga semakin meningkatkan pengaruh kedua negara ini.
“Ada keterkaitan antara Indonesia dan Korea sebagai kekuatan menengah, yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai gagasan kerja sama,” tutur Dino.
Untuk memanfaatkan potensi ini, Dino menyarankan agar pemerintah dan pemangku kepentingan yang terkait kebijakan luar negeri bisa lebih berdiskusi dan lebih bertukar pemikiran dengan Korea Selatan.
Sebab selama ini, menurut dia, kerja sama antara kedua negara lebih berfokus pada bidang ekonomi dan hubungan antarmasyarakat.
“Saya pikir kita lebih banyak berdikusi dengan Australia, Singapura, atau AS, daripada yang kita lakukan dengan Korea Selatan,” ujar wakil menteri luar negeri RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.