Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Indonesia Gagal Sudirman Cup 2019, Rudy Hartono: Pemainnya Juga Enggak Tahu Diri

Selasa, 28 Mei 2019 – 13:12 WIB
Indonesia Gagal Sudirman Cup 2019, Rudy Hartono: Pemainnya Juga Enggak Tahu Diri - JPNN.COM
Timnas Indonesia di Sudirman Cup 2019. Foto: Badminton Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Legenda bulu tangkis Indonesia Rudy Hartono melancarkan kritik habis-habisan kepada para pemain yang gagal melangkah ke final Sudirman Cup 2019. Khususnya tunggal putra, nomor yang dulu sangat harum salah satu berkat dirinya. Namun, menurut dia, kegagalan Indonesia di Sudirman Cup 2019 kemarin juga tidak lepas dari peran PP PBSI.

Dalam pandangan Rudy, induk olahraga bulu tangkis Indonesia itu terlalu menoleransi pemain. Banyak pemain yang tidak punya potensi untuk berkembang, masih dipertahankan. Bertahun-tahun belum juga meraih gelar, tidak didegradasi juga. ''Sudah sepuluh kali kalah, dianggap masih ada kesempatan. Pemainnya juga enggak tahu diri,'' omel Rudy kemarin.

Jadi, PBSI harus lebih tegas? Soal ini, Rudy mengeluarkan pernyataan yang lebih tajam lagi. ''Sudahlah, kalau nggak bisa, lebih baik tak usah jadi pengurus saja. Tulis saja, Anda boleh tulis, saya tak takut, siapa pengurusnya,'' tantang dia.

Merombak pengurus PBSI, lanjut Rudy, mungkin jadi satu-satunya jalan untuk memutus rantai kegagalan. Indonesia sudah sangat lama kehilangan taji di sektor beregu. Piala Thomas terakhir kali diraih Indonesia pada 2002. Piala Uber terakhir malah 1996. Piala Sudirman, seperti berkali-kali diucapkan pengurus PBSI, sudah 30 tahun berada di negeri orang.

Indonesia Gagal Sudirman Cup 2019, Rudy Hartono: Pemainnya Juga Enggak Tahu Diri

Itu artinya, pembinaan antarsektor tidak merata. Dan itu adalah kegagalan PBSI. ''Masalahnya, mereka (pengurus, Red) bikin malu Indonesia,'' ucap Rudy. ''Harus (dirombak) itu. Supaya sadar. Siapa tahu nanti dua tahun berikutnya juara. Bukan masalah iri, tapi masalah malu,'' papar juara dunia 1980 dan delapan kali juara All England tersebut.

(Baca Juga: Gagal di Sudirman Cup 2019, Indonesia Fokus ke Kejuaraan Dunia)

Selain terlalu ''lembek'' kepada atlet, organisasi yang kini diketuai Wiranto itu dilihat Rudy sering membuat keputusan yang tidak tepat. Misalnya, mendatangkan Rionny Mainaky sebagai pelatih tunggal putri. Sukses adik Richard Mainaky itu menangani ganda putra Jepang menjadi alasan penunjukan.

Rudy Hartono menilai perunggu di Sudirman Cup 2019 bukan keberhasilan. Dia juga pesimistis nomor tunggal putri bakal bersinar dalam dua tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News