Indonesia Gagal Sudirman Cup 2019, Rudy Hartono: Pemainnya Juga Enggak Tahu Diri
Rudy menertawakan langkah tersebut. ''Susy Susanti itu lebih bagus daripada Rionny,'' ucapnya, menyebut nama Kabid Binpres PP PBSI. ''Saya berani taruhan, dua tahun lagi dia enggak bisa jadiin pemain tunggal putri. Besi mau dijadikan emas, ya enggak bisa. Itu analoginya. Mentok. Wong bukan materinya kok mau disulap. Memangnya Tuhan,'' ucap pria 69 tahun itu gamblang.
Karena itu, pahlawan Indonesia di lima edisi Piala Thomas itu mengusulkan, untuk merombak semuanya. Minimal pemainnya. Kalau di ganda masih banyak pemain bagus, berarti sektor tunggal yang harus dihabisi. PBSI harus berburu pemain baru yang benar-benar bertalenta tinggi. Istilah dia, materi emas. Pelatnas Cipayung tinggal mengasahnya agar berkilau.
''Kalau saya sih lihatnya di pemain. Kalau enggak sadar-sadar gimana. Logam biasa kok mau dijadikan logam mulia. Jadi harus cari yang logam mulia,'' paparnya. ''Tak usah cari pelatih dari langit ke tujuh. Ngapain dari sana. Tempatnya itu di Indonesia. Tidak di luar negeri. Pelatih buat apa kalau pemainnya model kayak begitu semua,'' lanjut Rudy.
Dia berharap, perunggu di Piala Sudirman tidak dianggap sebagai keberhasilan. Sebaliknya, harus dianggap sebagai kegagalan total. Sehingga PBSI mau melakukan evaluasi serius. Salah satu indikasi keseriusan itu, adalah membongkar seluruh pemain yang tidak layak. ''Saya pikir sederhana saja. Parameter pemain itu fisik, teknik, dan mental. Harus lengkap,'' ucap pria yang masuk BWF Hall of Fame pada 1997 itu. (gil/na)