Indonesia Menyambut Baik Bahan Negosiasi untuk Para Menteri
jpnn.com, POLANDIA - Delegasi Indonesia menyambut baik kesimpulan persidangan the Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA), the Subsidiary Body for Implementation (SBI) and the Ad Hoc Working Group on the Paris Agreement (APA), dengan proposal dari kesimpulan APA Co-Chairs-SBI-SBSTA.
Ini yang akan diteruskan untuk dipertimbangkan pada COP-24 UNFCCC, sebagai dasar untuk pertimbangan lebih lanjut dalam persidangan level menteri minggu depan.
“Kami memiliki harapan yang tinggi untuk meninggalkan Katowice dengan hasil yang seimbang - komprehensif, dihasilkan dari proses yang transparan, inklusif, dan sesuai dengan keinginan party (party driven process), dan berlaku untuk semua dengan tetap mempertahankan prinsip Common but Differentiated Responsibilities and Respective Capabilities (CBDR–RC)," ungkap Nur Masripatin sebagai National Focal Point Indonesia untuk UNFCCC, usai menghadiri penutupan persidangan SBSTA, SBI dan APA pada COP24 UNFCCC di Katowice, Polandia, Sabtu malam (8/12) waktu setempat.
SBSTA adalah salah satu dari dua badan pendukung permanen untuk Konvensi yang ditetapkan oleh COP/CMP.
Ini mendukung kerja COP, CMP dan CMA melalui penyediaan informasi dan saran yang tepat waktu mengenai hal-hal ilmiah dan teknologi yang berkaitan dengan Konvensi, Protokol Kyoto dan Perjanjian Paris.
SBSTA dan SBI bekerja bersama dalam isu-isu lintas sektoral yang menyentuh bidang keahlian, termasuk kerentanan negara berkembang terhadap perubahan iklim dan langkah-langkah respon, diskusi di bawah Mekanisme Teknologi, Komite Adaptasi. SBSTA dan SBI bertemu secara paralel, dua kali setahun.
Sedangkan APA merupakan persidangan yang bersifat sementara untuk membahas persiapan implementasi dari pasal-pasal Paris Agreement.
Mewakili Delegasi Indonesia, Nur Masripatin menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada semua tim presidency dalam kepemimpinan dan upaya dalam memandu proses negosiasi untuk menyelesaikan Program Kerja Perjanjian Paris.