Indonesia Minta OKI Berperan Nyata Membantu Etnis Rohingya
jpnn.com - Pemerintah Indonesia mendorong Organisasi Kerjasama Islam untuk bekerja sama dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Rakhine State, Myanmar.
Seperti diketahui, etnis Rohingya yang menjadi sasaran persekusi di wilayah tersebut mayoritas adalah muslim.
OKI, yang sebagian besar anggotanya adalah negara Timur Tengah dan Afrika, harus melakukan pendekatan konstruktif dan mengedepankan bantuan nyata bagi seluruh penduduk Rakhine.
"Serta membantu seluruh pihak di Myanmar untuk menyelesaikan root causes dari situasi yang dialami kelompok Rohingya tersebut." Demikian sepenggal keterangan pers yang diterima JPNN, Senin (11/9).
Terkait hal ini, Indonesia mendorong OKI untuk menerima usulan strategi pendekatan “4+1” yang sempat diusulkan Menlu Retno Marsudi kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.
Strategi 4+1 tersebut terdiri dari: (1) mengembalikan stabilitas dan keamanan; (2) menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan; (3) perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State, tanpa memandang suku dan agama; dan (4) pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan ditambah satu elemen lainnya adalah pentingnya agar rekomendasi Laporan Komisi Penasehat untuk Rakhine State yang dipimpin oleh Kofi Annan dapat segera diimplementasikan.
Berbagai usulan Indonesia tersebut pada akhirnya telah dimuat dalam dokumen berjudul OIC Chairman’s Summary Report of the Meeting of Heads of State and Government on the Rohingya Muslim Community in Myanmar.
Dokumen tersebut disahkan anggota OKI di sela-sela berlangsungnya KTT Pertama mengenai Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi, di Astana, Kazakhstan, 10-11 September 2017.
Selain memuat berbagai usulan Indonesia tersebut di atas, dokumen yang awalnya digagas oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an, selaku ketua OKI periode 2016-2019, juga telah memuat berbagai posisi negara-negara anggota mengenai situasi yang dialami oleh kelompok Rohingya di Rakhine State, Myanmar. (dil/jpnn)