Indonesia Peringati Hari Pahlawan, Ini Pesan dari Fadli Zon
Fadli menyebut krisis spirit kepahlawanan dalam kebijakan pemerintah juga tercermin dari adanya rencana penjualan aset BUMN. September lalu, sebutnya, pemerintah mengutarakan rencananya untuk menjual aset-aset BUMN yang dinilai sudah bisa memberikan keuntungan.
“Harapannya, keuntungan yang diperoleh dari penjualan dapat digunakan membiayai proyek lainnya. Dan aset yang telah dijual pun dapat dibeli kembali atau buyback,” ujar Fadli mengutip alasan pemerintah.
Fadli menilai logika pemerintah jelas melanggar rasionalitas dan bertentangan dengan konstitusi. Sebab, konstitusi memerintahkan negara agar menguasai sektor-sektor strategis dan yang menguasai hajat hidup orang banyak.
“Buat apa menjual aset BUMN yang menguntungkan negara kepada swasta? Ini jelas bukan satu sikap mental yang mencerminkan semangat kepahlawanan. Ini sikap kerdil yang selalu mencari jalan pintas. Jangankan berkorban untuk negara, yang terjadi justru mengorbankan negara, menggadai negara, untuk kepentingan jangka pendek,” paparnya.
Fadli lantas merujuk penjualan Indosat. Saat ini, mayoritas sahamnya dikuasaiasing,
“Saat ini lebih dari 60 persen aset Indosat dikuasai Qatar dan Norwegia. Pemerintah Jokowi berjanji membeli kembali Indosat, namun tak kelihatan tanda-tanda realisasi,” sebutnya.
Di sisi lain, jumlah utang Indonesia selama tiga tahun pemerintahan Joko Widodo makin menggunung. Lonjakannya melebihi sepuluh tahun era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Saat ini utang kita sekitar Rp3.779 triliun. Hingga akhir tahun jumlahnya diperkirakan akan tembus Rp 4.000 triliun, mengingat setiap defisit anggaran selalu kita tutup dengan utang,” katanya.