Industri Mamin Cerah, Dorong Agresif di Pasar Ekspor
jpnn.com, JAKARTA - Industri mamin (makanan dan minuman) masih memiliki prospek positif, diprediksi hingga akhir tahun angka pertumbuhannya mencapai 8–9 persen.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyatakan, dalam dua bulan di pengujung tahun, ada momen yang bisa mendongkrak industri mamin. Yakni, Natal dan tahun baru.
”Dua momen itu selalu dijadikan ajang kumpul keluarga sehingga sektor mamin mungkin akan mengalami peningkatan cukup signifikan,” ujar Ketua Gapmmi Adhi S. Lukman seperti diberitakan Jawa Pos.
Pihaknya memperkirakan, saat Natal dan tahun baru, pertumbuhan industri mamin akan terdongkrak hingga 10 persen jika dibandingkan dengan bulan biasa.
”Memang nggak setinggi saat Ramadan dan Lebaran kemarin yang peningkatannya bisa mencapai 15 persen bila dibandingkan dengan bulan lain,” jelas Adhi.
Sementara itu, sampai semester I, industri mamin berhasil tumbuh 8,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Wilayah yang memiliki tingkat permintaan paling tinggi masih dipegang Jawa. Yakni, menyumbang 60 persen. Disusul Kalimantan dan Sumatera.
Untuk mendongkrak penjualan, Gapmmi saat ini aktif mengikuti berbagai pameran untuk mengedukasi masyarakat tentang berbagai produk mamin tanah air. Dengan begitu, pelaku usaha di bidang tersebut berkesempatan meraih pasar yang lebih luas.
Menurut Adhi, cara tersebut merupakan bagian dari bentuk promosi dan marketing. ”Kalau tidak melakukan itu, tentu tidak akan bisa kontak langsung ke konsumen. Hal-hal seperti itu merupakan salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan mamin,” tuturnya. Dia mengakui, dampak mengikuti pameran terhadap penjualan tidak akan langsung.