Industri Mamin Masih Cerah
jpnn.com, SURABAYA - Industri makin (makanan dan minuman) tahun ini diprediksi masih tumbuh positif. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memerkirakan, sampai akhir 2019, bisnis mamin bisa meraih growth 8–9 persen. Pemilu dan Lebaran menjadi dua faktor utama yang akan mendorong pertumbuhan.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman menyatakan, aktivitas politik menjelang dan saat pemilu bakal meningkatkan permintaan mamin. Salah satu produk yang demand-nya pasti meningkat adalah air minum dalam kemasan (AMDK).
’’Minuman rasa-rasa seperti teh, kopi, dan jus botolan yang mungkin akan mendominasi. Kemudian, disusul snack, biskuit, dan roti,’’ terangnya seperti diberitakan Jawa Pos.
Adhi mengakui, permintaan mamin pada awal tahun ini masih sepi. Namun, dia yakin permintaan bakal melonjak menjelang pemilu April dan saat Lebaran pada Juni.
’’Normalnya, setiap tahun ya seperti itu. Lonjakan terjadi pada bulan-bulan tersebut. Kami harap dua momen itu bisa menaikkan sales mamin,’’ tuturnya.
Demi meningkatkan kinerja bisnis, Gapmmi mendorong industri mamin memanfaatkan teknologi digital. Terutama untuk kepentingan promosi. Apalagi, saat ini semuanya sudah mengarah pada Revolusi Industri 4.0.
Jika tidak segera menyesuaikan diri dengan perubahan, menurut dia, Indonesia bisa kalah bersaing dengan negara lain. ’’Karena itu, penerapan digitalisasi adalah suatu keharusan,’’ tegasnya.
Pemanfaatan teknologi digital bisa membuat bisnis mamin lebih efisien. Sebab, dengan menggunakan data digital, kebutuhan konsumen sampai pemasaran produk bisa terdeteksi dengan pasti. ’’Lewat pemanfaatan big data teknologi digital, pengusaha bisa lebih cepat mengetahui kebutuhan market dan seperti apa spesifikasinya,’’ jelasnya.