Inggris Ingin Balas Dendam, 31 Kopassusnya Malah Kena Bantai
jpnn.com - DI tengah keruntuhan Nazi pada 1945, dunia Barat mulai mengarahkan perhatiannya kepada pembentukan negara persatuan komunis bernama Uni Sovyet. Namun, diam-diam sekelompok pasukan di satuan khusus Inggris, SAS, menyusun rencana balas dendam untuk menghabisi para perwira Nazi yang mereka anggap sebagai penjahat perang. Namun upaya mereka gagal. Para "Kopassus" Inggris itu malah tewas dibantai Nazi.
Hal itu terungkap dalam buku tulisan Damien Lewis berjudul The Nazi Hunters.
Lewis menulis, dalam Operasi Loyton pada 1944, Kopassus-nya Inggris, SAS, menyerbu pasukan Nazi yang berada di Pegunungan Vosges, Prancis Timur. Mereka menerjunkan 31 tentara melalui udara.
Namun, perang gerilya yang berlangsung dua bulan itu hanya menghasilkan kekalahan bagi Inggris. 31 pasukan tersebut dinyatakan hilang. Dalam perjanjian internasional, tawanan perang seharunya ditempatkan dalam tahanan khusus. Tidak boleh dibunuh.
Namun, tidak demikian dengan Nazi. Mereka membunuh semua pasukan Inggris itu. Tak hanya dibunuh, sebelumnya mereka juga disiksa. Beberapa warga lokal Prancis dan sejumlah saksi sejarah menuturkan penyiksaan tersebut.
Salah satunya, beberapa tentara dimasukkan ke dalam ruangan tertutup. Di dalam ruangan tersebut kemudian dimasukkan beberapa granat. Tentara pun tewas bersamaan dengan ledakan granat-granat itu.
Beberapa pasukan lainnya dibunuh dengan cara digantung. Berbeda dengan menggantung untuk hukuman mati yang langsung tewas, pasukan Nazi menggantung mereka tapi kakinya sedikit menginjak tanah. Tujuannya, tentara Inggris mati pelan-pelan.
Yang “lebih beruntung” adalah mereka yang langsung dibawa ke hutan kemudian ditembak.