Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ingin Pelajar Bangga Pakai Sepatu Merek Indonesia

Senin, 03 Februari 2014 – 12:42 WIB
Ingin Pelajar Bangga Pakai Sepatu Merek Indonesia - JPNN.COM
Kegigihan para pengrajin sepatu di Tengerang. Foto: INDOPOS/JPNN.com

Jauh di balik itu, ada keinginan dari mereka untuk memiliki merek sendiri khas Indonesia yang kelak bi sa mendunia dan menjadi kebanggaan bangsa. ’’Saya pernah mencoba membuat produk de ngan merk lokal. Ada dua merek. Satu merek ecaimos yang dalam bahasa latin berarti landak dan merek beller,’’ urainya. Untuk mendapatkan cetakan merek itu, pria kelahiran 45 tahun silam itu sudah menghabiskan uang sebesar Rp 50 juta per merek. Tapi apa yang terjadi? Usahanya itu gagal total.

Sepatu dengan merek ecaimos dan beller itu ditolak pasar. Tidak banyak toko sepatu yang menerima produknya. Hanya beberapa dan itu pun berani ambil untuk beberapa pasang sepatu. ’’Yang mencoba pasarkan produk lokal bukan saya saja. Ada juga teman yang coba hasilkan produk dengan merek Banten tidak laku juga,’’ keluhnya.

Meski secara bisnis para perajin bisa bertahan dengan memproduksi merek-merek bran ded seperti nike, adidas, dan vans, tapi mereka punya keinginan besar agar produk dengan merek asli Indonesia bisa go international. ’’Paling tidak, kami ingin pelajar In donesia itu bangga menggunakan sepatu dengan merek lokal yang Insya Allah bisa go international. Bukan tahunya hanya merek luar negeri saja,’’ ungkap Dahlan.

Hal senada diungkap Toni yang pabriknya berada di Desa Mekar Bakti, Tangerang. Dia juga mengaku punya keinginan untuk memperkenalkan produk sepatu dengan merek Indonesia.

”Masalahnya, kalau tidak ada pembeli, maka tidak mungkin ada penjualan. Padahal kalau dari sisi standar produksi, kami semua rata-rata sudah tahu standar ekspor karena pernah bekerja di pabrik besar. Masalahnya ada pada sisi promosi,’’ akunya. (*)

Upaya pemerintah untuk mengangkat kesejahteraan perajin Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masih jauh dari harapan. Masalah anggaran menjadi persoalan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News